kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Jokowi Ingatkan Ekonomi Dunia Semakin Gelap, Apa Maksudnya?


Rabu, 05 Oktober 2022 / 04:20 WIB
Jokowi Ingatkan Ekonomi Dunia Semakin Gelap, Apa Maksudnya?


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengeluarkan peringatan bahwa kondisi ekonomi global di 2023 akan semakin gelap. Mengapa Jokowi memilih kata gelap daripada suram?

Melansir infopublik.id, yang dimaksud Jokowi dengan gelap adalah kondisi perekonomian dunia yang merujuk pada prediksi serta kalkulasi dari lembaga-lembaga internasional. 

“Ekonomi dunia tahun depan, memang semua lembaga-lembaga internasional menyampaikan dalam posisi yang tidak baik. Dalam posisi yang lebih gelap," katanya, Senin (3/10/2022).

Jika merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata gelap jelas menunjukkan gambaran adanya situasi atau kondisi yang kurang menyenangkan. 

"Selalu berulang-ulang saya sampaikan, situasi ekonomi dunia sekarang ini betul-betul pada posisi yang tidak baik-baik saja. Ketidakpastiannya sangat tinggi. Semua negara pada posisi yang sangat sulit sekarang ini," kata Jokowi.

Baca Juga: Ada Potensi Resesi Ekonomi Global, Komoditas Tambang Bisa Terpengaruh?

Posisi sulit yang dimaksud Jokowi adalah sejumlah tekanan terhadap ekonomi dunia yang dipicu adanya perang di Ukraina dan Rusia yang tak kunjung usai. Selain itu, ada pula ancaman krisis pangan, krisis energi, serta krisis finansial.

Krisis multi dimensi yang melanda dunia itu tidak urung berimbas pada ekonomi Indonesia. Meskipun kondisi ekonomi nasional masih terbilang masih kuat, namun, kewaspadaan terhadap ekonomi global patut menjadi perhatian.

Bedasarkan statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif di mana ekonomi tumbuh 5,44% pada kuartal II-2022. Presiden pun berkeyakinan, tren pertumbuhan itu akan berlanjut pada kuartal III-2022.

"Saya masih meyakini di kuartal III kita masih bisa tumbuh di atas angka tadi. Kuncinya kita semua harus kompak, kita semuanya harus bersinergi, kita semuanya harus memiliki perasaan yang sama," ungkapnya.

Baca Juga: Ekonom Sebut Perang Rusia dan Ukraina Penyebab Pelemahan Ekonomi Global

Sebelumnya, Jokowi juga pernah menyinggung mengenai muramnya perekonomian global pada tahun depan dalam acara Silaturahmi Nasional Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) Tahun 2022, di Sentul International Convention Center di Bogor pada Jumat (5/8/2022).

Prediksi tersebut berdasarkan rangkuman informasi yang didapat saat bertemu para pemimpin dunia, seperti Sekjen PBB Antonio Guterres, para kepala lembaga internasional, dan semua kepala negara G7. 

"Beliau-beliau menyampaikan, 'Presiden Jokowi, tahun ini kita akan sangat sulit, terus kemudian tahun depan seperti apa? Tahun depan akan gelap'. Ini bukan Indonesia, ini dunia, hati-hati, bukan Indonesia, yang saya bicarakan tapi dunia," ujar Jokowi.

Mengutip kembali penjelasan dari Sekjen PBB dan IMF bahwa akan ada 66 negara yang akan ambruk ekonominya. Ambruknya perekonomian negara-negara di dunia tidak terjadi secara bersamaan, melainkan bertahap, sehingga akhirnya menyebabkan ratusan juta orang di dunia kelaparan. 

"Mereka detail mengalkulasi, apa yang dikhawatirkan betul-betul kita lihat dan sekarang ini 320 juta orang di dunia sudah berada pada posisi menderita kelaparan akut dan sebagian sudah kelaparan," jelas Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×