Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengajak masyarakat optimistis dalam menatap masa depan. Ia percaya di 2045 Indonesia akan menjadi negara yang masuk lima besar ekonomi dunia.
Hal itu ia sampaikan dalam pertemuan dengan 393 siswa dan siswi SMA Taruna Nusantara di Istana Negara, Jakarta Senin (9/4) pagi. Menurut Jokowi, visi Indonesia emas 2045 itu, tidak mustahil untuk diwujudkan.
Di tahun tersebut, Kepala Negara meyakini Indonesia merupakan lima besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia di mana PDB Indonesia mencapai US$ 9,1 triliun dengan pendapatan per kapita US$ 29.300 dari 309 juta penduduk.
Sementara dalam sejumlah riset lain seperti yang dipublikasikan Bappenas, McKinsey, dan Bank Dunia, Indonesia diperkirakan akan mampu menembus 10 besar negara dengan ekonomi terkuat di dunia pada tahun 2030 mendatang.
Perkiraan-perkiraan tersebut dapat diwujudkan bila seluruh elemen bangsa mau bekerja keras, tahan uji, dan tahan banting menghadapi segala ujian yang dihadapi bangsa. Ia berujar, tidak pernah ada suatu negara yang mampu secara instan menjadi negara besar tanpa melalui kerja keras.
"Negara ini akan menjadi negara yang kuat ekonominya kalau kita mampu mengatasi rintangan-rintangan yang ada. Kalau kita mampu mengarungi ujian-ujian yang ada, pasti diuji. Pasti ada rintangan, pasti ada hambatan, dan mampu mengatasi cobaan-cobaan yang ada," ucap Presiden, Senin (9/4).
Untuk itu, Kepala Negara berpesan kepada para pelajar Taruna Nusantara agar mempersiapkan diri menjadi pribadi tangguh yang kelak akan memajukan bangsa Indonesia.
"Sebagai generasi yang nantinya akan memimpin negara ini ya harus tahan banting, tahan uji, tidak cengeng, dan tidak manja. Apalagi bermalas-malasan," tutur Jokowi.
Lebih lanjut, Presiden kembali menjelaskan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah saat ini merupakan fondasi awal bagi negara untuk dapat bersaing dengan negara-negara lainnya.
Pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia itu juga untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"17.000 pulau yang kita miliki membutuhkan infrastruktur-infrastruktur itu. Koneksi antarpulau dan antarkota memerlukan sarana-sarana seperti itu," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News