kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi bolehkan direksi BUMN diisi orang asing


Selasa, 16 Desember 2014 / 23:57 WIB
Jokowi bolehkan direksi BUMN diisi orang asing
ILUSTRASI. Intip 7 Cara Mengatasi Login Gmail Bermasalah yang Praktis Dilakukan


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menuturkan, pemerintah membuka peluang bagi orang asing untuk menduduki jabatan direksi perusahaan pelat merah. Menurut Sofyan, jika hal ini terealisasi pun Presiden Joko Widodo telah memberikan restu.

“Boleh (direksi BUMN asing). Bukan hal yang tabu dalam bidang-bidang tertentu. Tidak menutup kemungkinan cari ekspatriat, karena Presiden enggak keberatan," kata dia di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (16/12).

Sebelumnya, wacana mempekerjakan orang asing sebagai direksi BUMN ini dilontarkan oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Senin (15/14) lalu. Alasan Rini, perusahaan BUMN membutuhkan seorang ahli untuk memimpin perusahaan BUMN, untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun depan. 

Menanggapi wacana tersebut, Sofyan justru mendukung. Dia pun tidak merasa menjual BUMN kepada asing jika benar direksi BUMN diduduki oleh orang asing. Pemerintah akan secara profesional mempekerjakan mereka, sebaliknya BUMN dapat mengambil keuntungan dari kemampuan manajerial mereka.

“Bukan menjual, itu kan eksekutif. Mereka kita bayar karena bekerja pada kita. Kita bisa mendapatkan teknologi, kemampuan manajerial,” imbuh dia. 

Sebagai contoh, Direktur Teknik dan Pengawasan PT Pelindo adalah warga negara asing. Sofyan mengatakan, kinerja orang asing sangat bagus. “Hasil kerja mereka disiplin, luar biasa dan kita bisa belajar banyak. Kalau di Singapura, Malaysia sudah biasa, talent diperebutkan secara global,” kata Sofyan.

Lebih lanjut dia mencontohkan, orang Indonesia pun sudah ada yang menjadi direktur di Eropa, Tiongkok, dan Amerika Serikat serta perusahaan multinasional lainnya. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×