Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengakui bahwa tidak mudah untuk mengubah harga bahan bakar minyak di Papua untuk setara dengan daerah lainnya di Indonesia.
Pemerintah sudah mulai berupaya untuk menurunkan harga BBM di Papua ke sejak awal pemerintahan, atau satu setengah tahun yang lalu. Namun upaya pemerintah baru terwujud pada Oktober 2016 lalu.
Harga BBM di sejumlah kabupaten terpencil di Papua yang semula mencapai Rp 60.000 - Rp 100.000, kini bisa sama dengan Pulau Jawa, yakni Rp 6.450 rupiah.
"Karena banyak yang enggak senang juga harga bensin ini murah. Karena sudah banyak yang menikmati enaknya hidup bertahun-tahun. Tidak mudah," kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Hanura, di Kantor DPP Hanura, Jakarta, Rabu (21/12).
Salah satu cara pemerintah menurunkan harga BBM di Papua adalah dengan membeli sejumlah pesawat angkut BBM. Dengan begitu, BBM yang selama ini sulit disalurkan lewat jalur darat dan laut, bisa disalurkan melalui udara.
Pertamina menghabiskan dana Rp 800 Miliar untuk membeli pesawat angkut BBM itu. Namun Jokowi memastikan Pertamina tidak akan merugi.
"Tahun ini justru saya perkiraan untungnya berlipat, lebih dari Rp 40 triliun," ucap Jokowi.
Setelah BBM, lanjut Jokowi, pemerintah juga akan berupaya menurunkan harga semen. Satu sak semen di Pulau Jawa saat ini hanya Rp 70.000 per sak. Namun di daerah terpencil di Papua bisa mencapai Rp 700.000 hingga Rp 2,5 Juta.
"Nanti kita selesaikan urusan semen," ucap Jokowi. (Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News