kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

JK: Indonesia contoh baik demokrasi multikultural


Minggu, 25 November 2012 / 10:30 WIB
JK: Indonesia contoh baik demokrasi multikultural
ILUSTRASI. Guru membimbing siswa saat mengikuti proses belajar mengajar tatap muka terbatas. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/wsj.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Mantan Wakil Presiden Jusuf Kala menilai, konsolidasi demokrasi telah menyelamatkan Indonesia dari kerterpurukan ekonomi 1998. Sebagai negara berpulau dan bersuku, dengan lebih dari 300 bahasa, Indonesia merupakan negara besar yang bisa jadi contoh keberhasilan dalam menerapkan demokrasi mutikultural.

"Walaupun banyak perbedaan, namun karena demokrasi kita baik, maka kita dapat hidup dengan damai," ujar Kalla dihadapan peserta World Peace Forum (WPF) ke-4, Sabtu (24/11).

Dalam pemaparannya Kalla didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin, dan pimpinan Cheng Ho Multi Culture Education Trus, Tan Sri Lee Kim Yew dari Malaysia. "Demokrasi sangat baik dan penting bagi negara multikultural seperti Indonesia, karena itu Indonesia memilih demokrasi sebagai alat pembangunan mencapai kesejahteraan," kata Kalla.

Setiap negara menjalankan demokrasi dengan kelebihannya masing-masing, tak ada yang bisa klaim yang satu lebih baik dari yang lain. Di sinilah, menurut Kalla, perlunya melakukan pendidikan demokrasi dengan baik dan kepemimpinan yang baik.

WPF merupakan forum tingkat dua tahunan yang diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, bekerja sama dengan Centre for Dialogue and Cooperation among Civilisations (CDCC), dan Cheng Ho Multi Culture Education Trust dari Malaysia.

WPF ke-4 ini dibuka oleh Wakil Ketua MPR-RI Hajriyanto Y Tohari dan diikuti 200 peserta dari dalam dan luar negeri. Peserta tersebut terdiri dari tokoh politik, pemimpin organisasi, akademisi, dan aktivis perdamaian.

Acara ini menekankan pentingnya konsolidasi demokrasi multikultural, identitas dan multikulturalisme, yang sangat menentukan bagi terciptanya perdamaian dan peningkatan demokrasi. WPF akan diakhiri dengan pidato puncak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu (25/11/2012) di Istana Bogor. (Imam Prihadiyoko/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×