Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA Pemerintah Indonesia bersama KfW Jerman, atas nama Pemerintah Jerman, dan Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis and Malaria (GFATM) resmi menandatangani perjanjian konversi utang (debt-to-health swap) pada 12 Desember 2024 lalu.
Acara penandatanganan berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, sebagai tindak lanjut dari kesepakatan prinsip yang dicapai pada April 2024.
Melalui perjanjian ini, utang sebesar EUR75 juta akan dikonversi menjadi investasi langsung pada program kesehatan masyarakat. Program tersebut dikelola bersama oleh Global Fund dan Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan layanan kesehatan terkait TBC, HIV, dan Hepatitis, serta memperkuat sistem kesehatan secara keseluruhan di Indonesia.
Pengalihan utang (debt swap) ini dilaksanakan di bawah payung inisiatif Debt-to-Health (D2H) dari Global Fund, di mana Jerman merupakan mitra pertama pada tahun 2007. Instrumen debt swap sendiri dibentuk dalam rangka menggalang sumber daya tambahan untuk negara-negara penerima Global Fund seperti Indonesia.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, Utang Pemerintah Bengkak Jadi Rp 8.680,13 Triliun
Hasil dari pengalihan utang tersebut selanjutnya digunakan dalam meningkatkan layanan kesehatan untuk TBC, HIV, dan Hepatitis, serta memperkuat sistem kesehatan secara keseluruhan di Indonesia.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, menyatakan bahwa penandatanganan perjanjian debt-to-health swap ini menandai langkah penting dalam komitmen bersama kedua pemerintah untuk memperkuat kesehatan nasional dan mendukung upaya global.
“Ini menjadi contoh yang cemerlang bagaimana negara-negara dapat bekerja sama menggunakan instrumen keuangan inovatif untuk mengatasi tantangan kesehatan global,” ujar Suminto dalam keterangan resminya, Selasa (17/12).
Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel menambahkan bahwa konversi utang ini merupakan langkah signifikan dalam kerja sama yang telah berlangsung lama dan berlandaskan saling percaya antara Indonesia dan Jerman.
Selain itu, hal ini juga dapat mendukung pemerintah baru dalam mencapai tujuannya untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Selanjutnya, perjanjian ini juga akan berkontribusi pada upaya Indonesia untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals [SDGs]) yang terkait dengan kesehatan, yaitu mengakhiri penyebaran AIDS, TBC, dan malaria pada tahun 2030, serta memerangi hepatitis dan penyakit menular lainnya.
Baca Juga: Menilik Kinerja Konstituen BUMN20 Jelang Akhir Tahun 2024
Selanjutnya: Nonce dan Mining Difficulty: Mekanisme Kunci dalam Penambangan Bitcoin
Menarik Dibaca: Hujan Turun di Daerah Mana Saja? Ini Prakiraan Cuaca Besok (19/12) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News