kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jembatani investor Korea, Markplus Inc bentuk Korea Indonesia Management Association


Selasa, 05 November 2019 / 13:16 WIB
Jembatani investor Korea, Markplus Inc bentuk Korea Indonesia Management Association
ILUSTRASI. Pengunjung membeli tiket Super K-pop Festival 2019 di Gandaria City, Jakarta, Senin (16/9/2019).


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Profesor marketing Ki-Chan Kim dari Catholic University of Korea dan Hermawan Kartajaya, Founder & Chairman MarkPlus, Inc. membentuk Korea Indonesia Management Association (KIMA), untuk menjembatani perusahaan-perusahaan Korea yang ingin berbisnis dan investasi di Indonesia.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, lembaga ini terbentuk karena catatan investasi besar perusahaan Korea di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Baca Juga: Rupiah di pasar spot dibuka melemah pada perdagangan pagi ini

Sebelumnya, perusahaan otomotif Hyundai sudah berkomitmen untuk membangun pabrik di kawasan Delta Cikarang, 50 kilometer timur Jakarta, yang bisa memproduksi 250.000 unit mobil per tahun.

Kehadiran tersebut, dinilai akan menarik sekitar 20 sampai 30 perusahaan suku cadang sebagai elemen pendukung produksi mobil Hyundai di Indonesia.

"KIMA adalah platform knowledge dan bisnis antar kedua negara. Kami siap membantu secara strategis konglomerasi Korea yang ingin membangun bisnis dan berinvestasi di Indonesia," ujar Hermawan dalam penandatanganan pembentukan KIMA di Seoul, Senin (4/11) waktu setempat.

Kerja sama kedua negara juga turut dihadiri oleh duta besar Indonesia untuk Korea Umar Hadi. Umar menyambut baik kerja sama ini dan ia berharap KIMA akan banyak memfasilitasi investor-investor Korea lainnya untuk datang ke Indonesia.

Baca Juga: Menlu: 15 negara sudah selesaikan negosiasi RCEP

Sementara bagi Kim, kehadiran Korea di Indonesia karena potensi besar yang masih bisa digarap.

"Jika membandingkan dengan negara Asia Tenggara lain semisal Vietnam, pasar di sana sudah agak jenuh. Sementara Indonesia masih potensial, di mana iklimnya masih menarik untuk bisnis semisal IT sampai makanan," ungkap Kim.

Hal tersebut diamini oleh Byung-Hak Ahn, Kepala Divisi Kerja Sama Global dari perusahaan aset keuangan Mirae. Menurutnya pasar saham Indonesia masih sangat besar porsinya untuk digarap.

"Porsi pasar modal di Indonesia belum menyentuh 50% dari PDB. Bandingkan dengan Korea yang sudah 86%. Jadi potensi pertumbuhannya besar," ujarnya.

Selain itu dengan dibentuknya KIMA ini, pihak Korea yang diwakili oleh Profesor Ki-Chan Kim berharap KIMA di Indonesia melalui Hermawan Kartajaya, diharapkan dapat menjembatani dan memfasilitasi kehadiran investor Korea kepada pemerintah Indonesia serta regulator-regulator lokal lainnya.

"Implikasinya adalah mengejar ketertinggalan Korea dengan investor negara lain yang sudah lama berbisnis di Indonesia," pungkas Kim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×