CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Jawara di Pertanian dan Perikanan, Teten: ASEAN Butuh Platform untuk Perkuat UMKM


Sabtu, 02 September 2023 / 03:18 WIB
Jawara di Pertanian dan Perikanan, Teten: ASEAN Butuh Platform untuk Perkuat UMKM
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki usai pembukaan ASEAN Weekend Market di?Jakarta, Jumat (1/9).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dengan populasi penduduk sekitar 679 juta jiwa atau 8% dari penduduk dunia, kawasan ASEAN memiliki potensi pasar yang besar. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, penting bagi ASEAN untuk meningkatkan daya saing demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi domestik dan kawasan.

Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi regional ASEAN mencapai 5,6%. Realisasi tersebut berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yaitu 3,1%. Bukan hanya kaya akan produk fesyen, kuliner dan kerajinan, Teten mengatakan ASEAN juga unggul di produk pangan dunia yakni pertanian dan perikanan. 

Hal tersebut terlihat pada tahun 2019 produksi sektor perikanan di ASEAN menyumbang 21,9% dari total produksi dunia dan diprediksi meningkat lebih dari 5% pada tahun 2025. Nilai ekspor udang dari ASEAN sekitar 16% dari total ekspor dunia. Adapun sebagian besar ekspor tersebut berasal dari Vietnam, Indonesia dan Thailand. Kondisi serupa juga terlihat pada produk rumput laut yang tersebar di sepanjang garis pantai Indonesia dan Filipina. 

Baca Juga: Menanti Subsidi, Bunga Kredit Ultra Mikro Bisa Turun

"Tidak hanya perikanan, ASEAN juga merupakan sentra buah-buah tropis dan pertanian. Nanas misalnya sekitar 20% produksi nanas di dunia dari negara di ASEAN. Kontribusi Filipina 2,7 juta ton, Indonesia 2,4 juta ton, Thailand 1,5 juta ton dan ini melibatkan pelaku IMKM," kata Teten dalam Pembukaan ASEAN Weekend Market di Gedung Serbaguna Senayan, Jumat (1/9).

Meski demikian, Teten mengungkap bahwa ada tantangan yang dihadapi dalam mengoptimalkan potensi tersebut. Menurut dia, ASEAN perlu menyiapkan ekosistem usaha, yang menumbuhkan dan memudahkan pelaku usaha mikro dan kecil terutama di sektor pertanian dan perikanan untuk tumbuh dan naik kelas dengan berkoperasi dan menjalin kemitraan rantai pasok. 

"Di sinilah peran ASEAN menjadi strategis sebagai platform bersama untuk perkuat ekosistem usaha inter dan antar UMKM dan koperasi di ASEAN," kata Teten.

Baca Juga: Buka ASEAN Business Investment Summit, Jokowi: ASEAN Kawasan Menarik Bagi Investor

Ia memberi contoh, kopi Indonesia saat ini berada pada nomor tiga di dunia, namun jika potensi kopi tersebut digabungkan dengan negara penghasil kopi lain seperti Vietnam, maka tak menutup kemungkinan akan bisa menduduki posisi nomor dua di dunia. 

Maka, Teten mendorong platform bersama ASEAN bisa menjadi kebutuhan menuju ekonomi ASEAN lebih inklusif dan berkelanjutan ke depan. Saat Inclusive Business Summit 2023 lalu, dia mengusulkan komitmen para pemimpin ASEAN untuk membangun komunitas ekonomi ASEAN yang kuat, inklusif dan terintegrasi.

Teten mengusulkan Indonesia sebagai ASEAN IB Center yang akan dipusatkan di Smesco Indonesia. 

"ASEAN mesti berani klaim menjadi pusat produksi dunia untuk agrikultur dan akuakultur, Indonesia ditunggu perannya di dua sektor ini," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×