kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jasa Marga siap ambil alih sebagian besar dari 24 proyek tol yang mangkrak


Selasa, 29 Maret 2011 / 06:34 WIB
Jasa Marga siap ambil alih sebagian besar dari 24 proyek tol yang mangkrak
ILUSTRASI. Seorang warga diperiksa suhu badannya saat menghadiri sebuah acara perayaan kelahiran Budha di sebuah kuil di Seoul, Korea Selatan, Kamis (30/4/2020).


Reporter: Mia Winarti Syaidah | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. PT Jasa Marga siap ambil alih Sebagian besar dari proyek pengembangan 24 ruas tol yang saat ini mangkrak. "Kami siap mengakuisisi proyek tol tersebut, khususnya untuk jalan tol trans-Jawa," ujar Direktur Utama PT Jasa Marga Frans S Sunito dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Gedung DPR, Senin (28/3).

Posisi akhir tahun 2010, total aset Jasa Marga mencapai Rp. 18,8 triliun dengan ekuitas sebesar Rp 7,8 triliun. Dengan aset tersebut Frans memproyeksi 2-3 tahun ke depan DER (Debt to Equity Ratio) perusahaannya berada pada 2,5-3.

Dengan memaksimalkan covenant (persetujuan) DER menjadi 5X dalam periode 2011-2014 perusahaan memilki tambahan kemapuan pendanaan kurang lebih Rp 20 triliun. "Dengan dasar itulah kami bersedia mengambil alih sebagian besar proyek tol mangkrak itu," katanya.

Rencananya, dari 844 kilometer (km) proyek jalan tol Trans Jawa, sepanjang 308 km akan diakuisisi Jasa Marga. Selama ini proyek yang telah beroperasi sepanjang 162 km dan yang dalam tahap pembangunan sebesar 146 km. Sedangkan sisanya yakni 536 km dilakukan oleh kontraktor selain Jasa Marga.

Namun untuk proyek jalan tol yang kurang layak secara finansial tersebut menurut Frans masih butuh dukungan pemerintah. "Pemerintah perlu memastikan ketersediaan dana dan jadwal pencairan cost sharing (dukungan) supaya investor memiliki kepastian dalam merencanakan investasinya sehingga proyek tersebut menjadi bankable (sesuai prasyarat)," ujarnya.

Selain dana, kata Frans yang menjadi kunci kedua dari penyelesaian mangkraknya pengerjaan jalan tol tersebut adalah pembebasan lahan. Itulah menurut Frans yang justru selalu dijadikan alasan para investor selama ini. "Dan itu menjadi tugas pemerintah untuk menyelesaikannya,"katanya.

Berdasarkan catatan Jasa Marga, kebutuhan dana talangan dan land capping (harga tanah) untuk proyek tol trans-Jawa dan lingkar Jakarta dari dana BLU (Badan Layanan Umum) dibutuhkan dana sebesar 9.600 milyar. Sedangkan untuk land capping sendiri dibutuhkan dana sebesar RP 2.88 miliar.

Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum Djoko Maryanto menyatakan, pembebasan lahan dan dana memang masih menjadi kendala dari proyek 24 jalan tol yang mangkrak saat ini. "Progres pengadaan tanah untuk trans-Jawa baru 38%, karena mengalami hambatan dalam pelaksanaan di lapangan,"ujarnya.

Selain itu, kebutuhan dana untuk 24 ruas jalan tol yang mencapai Rp 12,7 triliun sebenarnya dapat dipenuhi dengan tambahan dana begulir 7,05 triliun untuk tahun 2010-2013. Djoko merinci Rp 2,3 triliun tahun 2010 (berdasarkan PMK no 22 Desember 2010), Rp 3,85 triliun untuk 2011 dan Rp 0,9 triliun untuk tahun 2012.

Selama ini, sebagian besar biaya pengadaan tanah menggunakan dana dari badan usaha. "Tapi badan usaha tidak mau menanggung risiko pembebasan tanah yang di luar kesepakatan," ujarnya

Namun Djoko mengaku beberapa investor sudah siap dari segi perjanjian misalnya untuk ruas Palimanan yang digarap oleh investor Lintas Marga Sedaya kemudian untuk Pejagan-Pemalang di kerjakan oleh Pemalang Toll Road.













Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×