Sumber: TribunNews.com | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan saat ini pihaknya memperkirakan ada sekitar 30-40 anggota teroris jaringan Santoso di pegunungan Langka Poso.
Demi bisa menangkap mereka, Kapolri pun mempertebal pasukannya dari Brimob Mabes Polri sebanyak 140 personel ke pegunungan Langka Poso.
Masih ada sekitar 30-40 pengikutnya oleh karena itu kami tambah kekuatan sebanyak 140 personel Brimob Mabes Polri. Mereka-mereka ini harus ditindak tegas karena kalau tidak mereka bisa mobilisir dari berbagai tempat untuk menambah kekuatan.
"Pokoknya harus ditindak tegas, kalau tidak mereka bisa membeli senjata dari dana para simpatisan," katanya.
Sebelumnya, salah satu perwira polisi yakni Bryan Theophani Tatontos tewas dalam baku tembak antara polisi dengan sekitar 30-an orang yang diduga merupakan anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso.
Sebelum tewas, Bryan baru naik pangkat pada 1 Juli 2015 lalu menjadi Iptu.
Perwira muda tersebut menjabat sebagai Komandan Kompi Brimobda Sulteng, di Poso. Oleh Mabes Polri, Bryan dianugerahi kenaikan pangkat menjadi Ajun Komisaris Polisi Anumerta.
Kontak tembak itu terjadi saat anggota polisi melakukan pengejaran terhadap beberapa orang bersenjata di sekitar pegunungan Langka, Poso.
Satu anggota terduga teroris tewas dalam baku tembak itu. Kemudian, saat akan mengangkut jenazah terduga teroris, pasukan Brimob di bawah gunung pimpinan Bryan ditembaki dari arah atas perbukitan oleh sejumlah orang. Akibatnya Bryan tertembus peluru di bagian perut dan pinggang sebelah kiri.
Saat itu polisi sempat menyita barang bukti yang ditinggalkan oleh kelompok Santoso di kamp persembunyian mereka. Barang bukti tersebut berupa sepucuk senjata api sniper M160 organik merk Bareta.
Sepucuk senjata rakitan laras panjang, 28 bom pipa jenis lontong, sebuah laptop kecil, sebuah handycam, 4 buah bendera MIT, black powder, 4 baterai, 4 lembar peta, charger heandphone dan handytalky, 4 buah peluru kaliber 12,7 milimeter, buku-buku jihad dan sejumlah catatan
Jenazah AKP Anumerta Bryan Theophani Tatontos pada Jumat (21/8/2015) pagi tiba di Rumah Sakit Bhayangkara, Jumat (21/8/2015) pagi. Jenazah perwira polisi itu tiba bersama jenazah anggota kelompok Santoso, yang juga tewas dalam kontak senjata Rabu kemarin.
Dua jenazah tersebut diangkut dari Kecamatan Poso Pesisir dengan menggunakan dua unit ambulans. Begitu tiba di RS Bhayangkara, keduanya langsung dibawa ke kamar jenazah untuk dibersihkan.
Kemudian, jenazah AKP Anumerta Bryan disemayamkan di Gedung Torabelo Polda Sulteng, sambil menunggu keluarga yang akan datang dari Manado, Sulawesi Utara.
Sementara jenazah terduga anggota kelompok Santoso disimpan di ruang pengawet di kamar jenazah RS. Bhayangkara.
“Rencananya Jumat pagi jenazah perwira polisi yang gugur akan diterbangkan ke kampung halamannya di Manado, Sulawesi Utara,” Kata Waka Polda Sulteng, Kombes Leo Bona Lubis. (Theresia Felisiani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News