Reporter: Yudho Winarto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Pemerintah menargetkan defisit anggaran 1,5% terhadap produk domestik bruto di 2012. Hal itu seperti tertuang dalam RAPBN 2012.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuturkan, alasan penetapan tersebut untuk menjaga kesinambungan fiskal. "Pada dasarnya defisit akan kita jaga pada tingkat Rp 125,6 triliun atau 1,5 %," ujarnya, dalam pidato pengantar RAPBN 2012, Selasa (16/8).
Jumlah ini turun sebesar Rp 25,2 triliun dari target defisit anggaran dalam APBN-P 2011 yang sebesar Rp 150,8 triliun atau 2,1% terhadap PDB. "Kita bersyukur, mampu mengendalikan defisit dan ketahanan fiskal di saat beberapa negara Eropa mengalami krisis fiskal," imbuhnya.
Untuk membiayai defisit anggaran itu, pemerintah berencana menggunakan sumber pembiayaan baik dari dalam maupun luar negeri. Langkah ini tetap berorientasi pada pembiayaan yang stabil dan berkelanjutan. Sebut saja sumber pembiayaan dalam negeri tetap berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN,) dan sumber pembiayaan luar negeri dari pinjaman program dan proyek.
Pemerintah juga berupaya menurunkan rasio utang terhadap PDB dari sekitar 25% pada akhir 2011, menjadi sekitar 24% di akhir 2012. Penurunan ini sangat berarti jika dibandingkan dengan rasio utang 2004 yang mencapai 57%.
"Penurunan rasio utang ini dapat lebih memperkuat struktur ketahanan fiskal kita. Sejalan dengan tujuan mencapai kemandirian fiskal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News