Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Hubungan kerjasama antara Indonesia-Jepang tak selamanya mulus. Kerjasama sama kedua negara seringkali menghadapi kerikil.
Kendati demikian, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, kerikil-kerikil itu belum mengganggu perdagangan kedua negara. "Kami mau antisipatif. Kami mau preventif. Jangan sampailah ada kerikil-kerikil," katanya, Jumat (18/1).
Gita menerangkan, sejauh ini salah satu ganjalan hubungan kedua negara adalah mengenai isu dumping produk kertas. Tudingan ini dilayangkan oleh sejumlah perusahaan asal Negeri Sakura itu.
Setidaknya 11 perusahaan lokal yang dituding melakukan praktik dumping yakni PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk, PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk, PT Kertas Leces (Persero), PT Lontar Papyrus Pulp and Paper Industry, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, PT Parisindo Pratama, PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills, PT Riau Andalan Kertas, PT Riau Andalan Pulp and Paper, PT Suparma tbk, PT Surabaya Agung Industri Pulp and Kertas Tbk.
Gita berharap ada semangat keterbukaan menjelaskan tudingan dumping ini. Dengan demikian, dia mengatakan, keterbukaan ini bisa menjadi solusi menyelesaikan permasalahan hubungan perdagangan kedua negara.
Jepang merupakan salah satu mitra utama kerja sama ekonomi Indonesia, baik dalam konteks perdagangan maupun investasi. Nilai perdagangan bilateral pada 2011 sebesar US$ 53,1 miliar. Sementara itu hingga Oktober 2012, nilai perdagangan bilateral mencapai US$44,85 miliar.
Jepang juga merupakan pangsa pasar utama Indonesia di dunia. Nilai investasi Jepang pada 2011 mencapai US$ 1,51 miliar . Hingga Oktober 2012, nilai investasi mencapai US$1,78 miliar dollar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News