kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,50   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   12,68   1,16%
  • LQ45 879   12,89   1,49%
  • ISSI 221   1,21   0,55%
  • IDX30 449   6,81   1,54%
  • IDXHIDIV20 541   6,16   1,15%
  • IDX80 127   1,52   1,20%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,88   1,28%

Istana: Opsi kenaikan BBM masih terbuka


Selasa, 02 April 2013 / 19:48 WIB
Istana: Opsi kenaikan BBM masih terbuka
ILUSTRASI. Contoh ruang keluarga warna kuning. Foto:?Instagram @miriam_mcfadyen


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Isu soal kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi masih menjadi pembahasan serius pemerintah. Dari sejumlah opsi yang sudah sampai di meja presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), opsi kenaikan BBM masih terbuka untuk dipertimbangkan. 

"Saya tidak mengatakan itu (kenaikan harga BBM) tidak mungkin terjadi, tapi itu pilihan terakhir. Dan tentu pertimbangannya untuk keadilan sosial, kesejahteraan, dan membantu rakyat miskin," ujar Julian Aldrin Pasha, Juru Bicara Presiden di Kantor Presiden, Selasa (2/4).

Julian mengatakan, bahwa rekomendasi dari Komite Ekonomi Nasional (KEN) soal pembatasan penggunaan BBM bersubsidi hanya salah satu pertimbangan presiden dari sejumlah pertimbangan dan laporan yang sedang dipelajari. Sampai saat ini, ujar Julian, pemerintah masih belum memutuskan apakah BBM bersubsidi akan dibatasi, atau dikurangi, atau mencabut subsidi BBM dan memberlakukan harga pasar.

Sementara, untuk pertemuan pada Kamis (4/4)  nanti, KEN akan menyampaikan rekomendasi soal BBM bersubsidi kepada presiden. Namun Julian menegaskan, belum tentu pada hari Kamis nanti ada keputusan terkait BBM subsidi. Presiden masih mempertimbangkan beberapa masukan lainnya sebelum mengambil kebijakan terkait BBM bersubsidi. Sehingga Kamis ini, belum ada kepastian soal adanya keputusan terkait BBM bersubsidi. 

Intinya, ujar Julian, hal-hal yang akan dipertimbangkan presiden dalam mengambil kebijakan terkait BBM adalah terpenuhinya rasa keadilan masyarakat. Di mana yang berhak mendapatkan subsidi BBM adalah mereka yang memang benar-benar membutuhkan. Diharapkan juga, kebijakan BBM bersubsidi ini nantinya bisa mengurangi kesenjangan sosial dan penyelamatan ekonomi nasional. "Jadi subsidi hanya diperuntukkan bagi mereka yang berhak menerimanya," tegas Julian.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik juga mengatakan hal serupa. Ia bilang, pemerintah harus mempertimbangkan efek sosial sebelum mengambil keputusan terkait BBM bersubsidi. Ia juga menegaskan bahwa semua opsi masih mungkin dipertimbangkan, termasuk kenaikan harga BBM. Namun saat ini, pemerintah masih membahas secara intensif dan akan diputuskan dalam waktu dekat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×