kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

JK: Minyaknya murah, bahan makanan mahal


Sabtu, 30 Maret 2013 / 13:34 WIB
JK: Minyaknya murah, bahan makanan mahal
ILUSTRASI. Drakor Show Window: Queen's House, salah satu drama Korea perselingkungan yang dibintangi Jeon So Min


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kenaikan harga bawang dan cabai di pasaran dinilai karena kelirunya penerapan subsidi yang diterapkan Indonesia. Harga BBM dibuat murah, sedangkan bahan makanan mahal.

Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, subsidi BBM di Indonesia terlalu besar. Ini yang mengakibatkan subsidi di sektor lain tidak terurus, salah satunya subsidi di sektor pertanian.

"Ini akibat kebijakan ekonomi kita yang terbalik. Tidak ada di dunia yang punya ekonomi yang begini minyaknya murah, bahan makanannya mahal. Tidak ada di dunia yang seperti ini, cuma kita ini," kata Kalla di Jakarta, Jumat (29/3).

Kalla menyarankan, lebih baik jika subsidi dialihkan ke sektor pertanian, seperti subsidi untuk pengadaan bibit ataupun pupuk. Dengan memberikan subsidi yang besar terhadap sektor pertanian, kata dia, akan meningkatkan produktivitas petani. Hal ini secara tidak langsung akan menyeimbangkan harga kebutuhan makanan di pasaran.

"Inti pokoknya harga makanan harus lebih murah dibanding BBM. Subsidinya ke makanan, jangan ke BBM," ujar Kalla. (Alsadad Rudi/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×