kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

JK: Minyaknya murah, bahan makanan mahal


Sabtu, 30 Maret 2013 / 13:34 WIB
JK: Minyaknya murah, bahan makanan mahal
ILUSTRASI. Drakor Show Window: Queen's House, salah satu drama Korea perselingkungan yang dibintangi Jeon So Min


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kenaikan harga bawang dan cabai di pasaran dinilai karena kelirunya penerapan subsidi yang diterapkan Indonesia. Harga BBM dibuat murah, sedangkan bahan makanan mahal.

Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, subsidi BBM di Indonesia terlalu besar. Ini yang mengakibatkan subsidi di sektor lain tidak terurus, salah satunya subsidi di sektor pertanian.

"Ini akibat kebijakan ekonomi kita yang terbalik. Tidak ada di dunia yang punya ekonomi yang begini minyaknya murah, bahan makanannya mahal. Tidak ada di dunia yang seperti ini, cuma kita ini," kata Kalla di Jakarta, Jumat (29/3).

Kalla menyarankan, lebih baik jika subsidi dialihkan ke sektor pertanian, seperti subsidi untuk pengadaan bibit ataupun pupuk. Dengan memberikan subsidi yang besar terhadap sektor pertanian, kata dia, akan meningkatkan produktivitas petani. Hal ini secara tidak langsung akan menyeimbangkan harga kebutuhan makanan di pasaran.

"Inti pokoknya harga makanan harus lebih murah dibanding BBM. Subsidinya ke makanan, jangan ke BBM," ujar Kalla. (Alsadad Rudi/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×