kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor besar China mulai datangi Indonesia


Rabu, 05 Juli 2017 / 09:41 WIB
Investor besar China mulai datangi Indonesia


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah Indonesia berharap komitmen investasi China dari pertemuan One Belt One Road (OBOR) benar-benar terbukti. Jika beberapa pekan lalu Indonesia mendapatkan kontrak kerjasama investasi dari China senilai US$ 1,63 miliar, pemerintah berharap kunjungan sejumlah investor China dalam beberapa hari ke depan juga akan membawa investasi serupa ke dalam negeri.

Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Ridwan Djamaluddin mengatakan, pada 14 Juli-16 Juli 2017 mendatang dua grup besar asal China Tsing San Group & Delong Group akan mengunjungi Indonesia. Menurutnya, dua investor itu akan melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi investasi yang ditawarkan Indonesia ke investor China saat KTT OBOR beberapa waktu lalu.

Proyek-proyek yang akan dikunjungi antara lain lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air (hydropower) di Kalimantan Utara, proyek jalan lingkar luar di Bali, dan Danau Toba di Sumatra Utara. Rombongan investor dari China ini juga meminta untuk berkunjung ke sejumlah lokasi di Halmahera dan Masela.

Dalam kesempatan itu, Ridwan bilang, Pemerintah Indonesia akan menawarkan proyek ke investor China, seperti pembangunan jalan tol, kereta api, pembangkit listrik, pengembangan perkotaan, dan pariwisata.

Dari sejumlah proyek itu, pemerintah menargetkan bisa menarik investasi minimal sama dengan jumlah investasi yang diteken di China senilai US$ 1,63 miliar. "Potensi pengembangan terpadu sangat besar, perkiraan investasinya juga kami buat, persiapan perencanaan proyeknya sudah cukup bagus," kata Ridwan ke KONTAN, Selasa (4/7).

Agar mereka tertarik, Pemerintah Indonesia akan berusaha meyakinkan bahwa infrastruktur dasar sejumlah proyek tersebut sudah memadai, serta skema pengembangannya juga sudah jelas. Selain itu nantinya pemerintah juga akan membuka kerjasama investasi bussines to bussines (B to B) dengan China ini bagi swasta di Tanah Air.

Itu berarti swasta akan memiliki kesempatan untuk bersaing dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam meraih investasi dari China. "BUMN dan swasta pasti dilibatkan, semua didorong ikut bermain," imbuhnya.

Menurut Ridwan, kedatangan investor China ke Indonesia di bulan ini bukanlah yang terakhir. Dalam dua bulan ke depan rombongan investor swasta dan BUMN China juga akan mengunjungi Indonesia untuk kembali melanjutkan kerjasama investasi ini.

Pengamat infrastruktur Institut Teknologi Bandung (ITB) Harun Alrasyid Lubis bilang, Indonesia harus bisa melakukan negosiasi nilai tawar dalam kerjasama investasi dengan China. Salah satunya yang perlu ditekankan adalah negosiasi mengenai porsi lokal konten yang akan didapat Indonesia.

Menurutnya, menyediakan tempat dan pangsa pasar saja tidak cukup. Yang harus disiapkan Indonesia, salah satunya konten teknologi yang bisa dimasukkan ke dalam proyek-proyek tersebut. Pemerintah juga harus bernegosiasi untuk sumber daya manusia yang akan dipakai.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya dimana investor China pada proyek terdahulu mengecewakan, pemerintah juga harus lebih teliti. "Kita harus meminta kualitas, spesifikasi produk betul-betul disurvei," pinta Harun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×