kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.209   -29,00   -0,18%
  • IDX 7.108   11,47   0,16%
  • KOMPAS100 1.063   0,60   0,06%
  • LQ45 836   0,73   0,09%
  • ISSI 215   0,25   0,12%
  • IDX30 427   0,78   0,18%
  • IDXHIDIV20 516   2,16   0,42%
  • IDX80 121   -0,02   -0,01%
  • IDXV30 125   -0,09   -0,07%
  • IDXQ30 143   0,32   0,23%

Investasi yang minim berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi


Senin, 06 Mei 2019 / 16:56 WIB
Investasi yang minim berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2019 sebesar 5,07% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan tersebut secara kuartalan turun 0,52%. Sementara bila dibandingkan kuartal IV 2018 yang tumbuh 5,18% yoy  juga tetap lebih rendah. Rendahnya pertumbuhan ekonomi ini salah satunya disebabkan minimnya investasi yang masuk.  

Ekonom RHB Banking Group Ahmad Nazmi Idrus mengatakan, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia sejalan dengan pertumbuhan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang hanya tercatat 5,03% yoy, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang mencapai 6,01% yoy.

Seperti yang diketahui, PMTB menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada periode tertentu. Secara garis besar, PMTB merefleksikan pertumbuhan investasi.

"Laju pertumbuhan PMTB untuk mesin dan peralatan melambat, serta komponen kendaraan juga mengalami kontraksi. Pelemahan investasi ini menyebabkan kontribusi terhadap pertumbuhan semakin kecil," terang Ahmad dalam laporannya yang diterima Kontan.co.id, Senin (6/5).

Untungnya, pertumbuhan konsumsi domestik mampu bertahan pada level 5,01%, didominasi oleh konsumsi makanan dan minuman, serta konsumsi di sektor kesehatan dan pendidikan.

"Pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal I-2019 juga ditopang oleh net ekspor yang tercatat positif. Kontraksi impor mencapai 7,8%, lebih besar dibandingkan kontraksi ekspor 2,1%," ujar Ahmad.

Ia juga menyoroti perbaikan pada sektor jasa yang tumbuh 6,5% yoy, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya yang hanya 5,8%. Didorong oleh subsektor grosir & eceran, informasi dan komunikasi, keuangan, layanan bisnis, dan layanan kesehatan.

"Namun sektor primer dan sekunder mencatat pertumbuhan lebih rendah seiring produksi yang menurun, misalnya di subsektor agrikultur dan kehutanan, juga produk olahan, produk karet dan alat transportasi," lanjut dia.

Adapun, RHB memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini menciut ke level 5,1%, lebih rendah dari pertumbuhan tahun 2018 yang mencapai 5,17% yoy.

Konsumsi domestik diperkirakan akan tetap kuat, namun laju pertumbuhannya kemungkinan melambat seiring dengan berkurangnya konsumsi swasta dan pemerintah pasca masa pemilu.

"Akan ada juga tantangan dari sisi eksternal, terkait tingkat permintaan untuk sektor manufaktur yang melunak di tengah perlambatan global," tandas Ahmad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×