kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,64   6,79   0.75%
  • EMAS1.383.000 0,36%
  • RD.SAHAM 0.17%
  • RD.CAMPURAN 0.09%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.03%

Investasi Korea Selatan di Indonesia Capai Rp 200 Triliun, Banyak di Sektor Hilir


Rabu, 03 Juli 2024 / 13:22 WIB
Investasi Korea Selatan di Indonesia Capai Rp 200 Triliun, Banyak di Sektor Hilir
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan, investasi Korea Selatan sejak tahun 2019-2023 mencapai US$ 14 miliar atau lebih dari Rp 200 triliun.

Bahlil mengatakan, pada tahun 2019, di Busan dan beberapa pertemuan di Korea Selatan, Presiden Jokowi selalu memerintahkan dirinya untuk melaksanakan program alih teknologi dari hilirisasi.

"Investasi ini lebih banyak mengarah ke sektor hilirisasi sesuai arahan presiden kepada kami agar investasi harus inklusif, tidak hanya dikuasai satu negara tertentu, tapi harus mendatangkan banyak negara," ujar Bahlil saat menghadiri peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Karawang Jawa Barat, Rabu (3/7).

Baca Juga: Bahlil: Indonesia Negara Pertama yang Punya Ekosistem Baterai EV dari Hulu ke Hilir

Salah satu bukti investasi dari Korea Selatan adalah Lotte Chemical yang berinvestasi US$ 4 miliar di Cilegon Banten untuk membangun industri petrochemical.

"(Proyek itu) Tahun 2016 sempat mangkrak, sekarang sudah mau selesai, jadi Maret 2025 sudah melakukan produksi," kata Bahlil.

Kedua adalah proyek investasi hilirisasi di Kabupaten Batang Jawa Tengah. Yakno pabrik kaca Korea Selatan KCC Glass. "Ini juga akan mulai produksi di Agustus tahun ini," ucap Bahlil.

Bahlil melanjutkan bahwa pada saat ini menandakan babak baru karena dilakukannya peresmian pabrik baterai mobil listrik yang terintegrasi. Total investasi proyek ini sebesar US$ 9,8 miliar.

Baca Juga: BKPM Pastikan Layanan OSS Tidak Terdampak Serangan Ransomware

"Jadi kalau diakumulasi semuanya itu kurang lebih sekitar US$ 11 miliar sampai US$ 12 miliar dan ini adalah investasi terbesar satu ekosistem yang ada di Indonesia secara khusus ekosistem baterai yang bisa dilihat," jelas Bahlil.

Selanjutnya: Tahun Ini, Global Digital Niaga (BELI) Kembali Fokus Pada Penerapan Omnichannel

Menarik Dibaca: Promo Berhadiah Indomaret Sampai 10 Juli 2024, Anlene-Tropicana Slim Beli 1 Gratis 1

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×