kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sejumlah nama bekas pejabat Bank Dunia yang terseret kejanggalan EoDB 2018-2020


Jumat, 17 September 2021 / 22:30 WIB
Ini sejumlah nama bekas pejabat Bank Dunia yang terseret kejanggalan EoDB 2018-2020


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ada isu tak mengenakkan yang menuju pada Bank Dunia (World Bank). Firma hukum WilmerHale menunjukkan sebuah laporan yang menyebut ada udang di balik batu, terkait laporan kemudahan berusaha atau ease of doing business (EODB) tahun 2018 dan 2020.

Dalam laporan investigasi bertajuk “Investigaion of Data Irregularities in Doing Business 2018 and Doing Business 2020,” membeberkan hasil investigasinya tentang penyimpangan EODB. Setidaknya ada data beberapa negara yang menunjukkan kejanggalan dalam laporan tahun tersebut.

“Ada perubahan yang tidak semestinya pada data China untuk EODB 2018 dan Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), dan Azerbaijan dalam EODB 2020,” ujar lembaga tersebut dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, seperti dikutip, Jumat (16/7). 

Seperti yang kita ketahui, peringkat China dalam EODB 2018 naik 7 peringkat ke peringkat 78. Nah, peningkatan ini akhirnya menyeret beberapa nama pejabat Bank Dunia, seperti Kristalina Georgieva yang saat ini menjabat sebagai Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) dan Jim Yong Kim, presiden Bank Dunia kala itu. 

Baca Juga: Diduga ada penyimpangan, Bank Dunia hentikan sementara laporan EODB

Laporan tersebut membeberkan, adanya tekanan baik langsung dan tidak langsung dari staf senior di kantor Kim untuk mengubah metodologi laporan untuk mendongkrak skor China.

Bahkan, Georgieva dan penasehat utama Simeon Djankov dituding telah menekan staf untuk membuat perubahan spesifik pada titik data China dan meningkatkan peringkatnya. Kabarnya, karena saat itu Bank Dunia sedang mencari dukungan China untuk peningkatan modal besar. 

Sementara itu, laporan WilmerHale masih belum menemukan bukti kuat terkait anggota Kantor Kepresidenan Bank Dunia atau dewan eksekutif yang terlibat dalam perubahan data dalam peringkat Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Azerbaijan. 

Namun, asal tahu saja, pada EODB 2020, peringkat kemudahan berusaha Arab Saudi berhasil meroket 30 peringkat ke peringkat 62. 

Mengutip dari AFP, Georgieva rupanya telah membantah temuan terkait manipulasi laporan firma hukum tersebut. Bahkan, ia menyebut tudingan ini bisa merusak reputasinya dan menyulut api kritik lama AS terhadap organisasinya. 

Dan kini, Bank Dunia akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara laporan kemudahan atau EODB berusaha ke depan. 

Selanjutnya: BI Buka Opsi Kerjasama Kembangkan Uang Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×