kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Ini saran bidang pendidikan di Rembuk Nasional


Senin, 24 Oktober 2016 / 20:10 WIB
Ini saran bidang pendidikan di Rembuk Nasional


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali mengakui, pembangunan Indonesia melalui pendidikan bukanlah hal mudah. Hal tersebut disampaikannya saat menjadi narasumber di acara 'Rembuk Nasional', dalam pembahasan bidang Pembangunan Manusia dan Pendidikan Vokasi di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (24/10).

Rhenald menjelaskan, pada tahun 2012 Indonesia merupakan ekonomi terbesar ke 12 dengan 19% populasi di atas rata2 nasional. "Pada 2030 kita akan lebih banyak ke dalam jasa, dan sektor yang menggunakan teknologi tinggi," paparnya.

Oleh karena itu, menurutnya, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompetensinya dipersiapkan untuk masa depan. "Pengangguran tidak terlalu banyak di Indonesia. Namun yang mengkhawatirkan adalah, pengangguran tersebut di dominasi oleh pemuda," ucapnya.

Hal tersebut, lanjutnya, disebabkan karena para generasi muda kurang menguasai skill. "Mereka merasa tidak punya cukup kreativitas dalam bekerja. Maka, kita perlu membekali generasi muda dengan kompetensi sesuai yang sesuai dengan tuntutan kerja di dalam persaingan global modern," imbuh Rhenald.

Meski demikian, Rhenald menilai, segala kompetensi tersebut harus ditanamkan dengan mengedepankan kearifan budaya, moral, etika dan rasa nasionalisme. "Kemudian tantangannya adalah pendidikan dasar di Indonesia, yang sangat oriented tanpa pembekalan soft skill," katanya.

Ia mengatakan, skill yang diperlukan adalah keahlian dalam mengolah langsung apa yang bisa dilakukannya. "Mereka perlu mengetahui potensi, dan kemudian mengembangkannya," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×