kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini proyeksi ekonom terhadap inflasi bulan Januari


Kamis, 30 Januari 2020 / 17:37 WIB
Ini proyeksi ekonom terhadap inflasi bulan Januari
ILUSTRASI. Bahan pangan diprediksi jadi komponen utama yang membuat inflasi Januari lebih tinggi dari Desember


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jelang berakhirnya bulan Januari, para ekonom sudah menghitung inflasi perdana di tahun ini. Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) bakal merilis data infalsi Januari 2020 pada 3 Februari mendatang.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi, inflasi pada awal tahun ini akan meningkat dibanding Desember 2019 lalu, yaitu sebesar 0,42% mom atau bila secara tahunan akan tercatat sebesar 2,66% yoy.

Penyebab kenaikan inflasi di bulan Januari adalah harga bahan pokok yang bergejolak serta dan inflasi dari barang yang diatur oleh pemerintah (administered prices).

Baca Juga: Danareksa Research Institute memprediksi inflasi bulan Januari 2020 sebesar 0,48%

Dia merinci, kenaikan harga komoditas pangan menjadi faktor utama inflasi di bulan ini lebih tinggi. Mengingat harga beras yang naik 0,6% secara bulanan, bawang merah juga naik 7,6% dibanding bulan Desember dan bawang putih naik 8,4% mom. Namun, fluktuasi harga paling tinggi terjadi pada cabai merah yang naik signifikan 36% mom, dan cabai rawit dengan naik 34,8% mom.

Selain itu, ada juga komoditas pangan yang menahan laju inflasi, adalah telur ayam yang mengalami deflasi 1,5% mom dan daging ayam yang diperkirakan turun harga sebesar 4,4% mom.

Sementara dari administered prices, dihitungnya meningkat seiring dengan kenaikan tarif cukai rokok dan iuran BPJS Kesehatan.

Untuk inflasi inti, Josua melihat masih cenderung stabil di 3,02% secara tahunan karena tren kenaikan harga emas di tengah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat di bulan ini.

Baca Juga: BPS ubah tahun dasar perhitungan IHK, begini kata ekonom

Senada, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual juga memperkirakan, inflasi di bulan Januari sebesar 0,47% mom atau 2,87% yoy.

Hal tersebut karena adanya pengaruh pergantian cuaca yang mengganggu distribusi makanan. Terlebih di bulan ini banyak terjadi bencana alam seperti banjir di beberapa daerah di Indonesia. 

Setali tiga uang, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah turut menebak inflasi Januari mencapai 0,41% mom atau 2,8% yoy. Faktor cuaca masih menjadi pengaruh utama. 

Baca Juga: Hitungan inflasi tahun ini memakai patokan baru

Hal yang sama juga diungkapkan Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto yang memprediksi inflasi Januari 0,42% mom atau 2,82% yoy. Tekanan musim hujan dipandang menjadi faktor pengganggu suplai bahan baku dan barang. 

Tetapi dia juga memperkirakan, beberapa Sementara komoditas mampu menahan laju inflasi, yaitu tarif angkutan udara, turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) dan harga ayam.

Lebih lanjut, Ekonom Danamon Wisnu Wardana memprediksi inflasi akan sebesar 0,45% mom atau 2,85% yoy dengan inflasi inti mencapai 2,87% yoy. Serta Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja memprediksi inflasi akan sebesar 3,1% yoy dipengaruhi oleh kenaikan administered prices seperti cukai rokok dan premi BPJS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×