kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Ini produk potensial Indonesia ke negara Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA)


Senin, 29 November 2021 / 20:11 WIB
Ini produk potensial Indonesia ke negara Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA)
ILUSTRASI. Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga membuka Sosialisasi Hasil Perundingan Perdagangan Internasional Indonesia-European Free Trade Agreement (EFTA) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang dilaksanakan di Jakarta, Senin (24 Mei).


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA) resmi diimplementasikan pada 1 November 2021.

Perjanjian yang melibatkan 4 negara Eropa yakni Swiss, Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein itu dinilai menguntungkan bagi Indonesia. Sejumlah produk memiliki potensi besar ke negara tersebut.

"Produk yang potensial untuk EFTA antara lain fashion, furniture & home decoration, spices, dan edible oil," ujar Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Benny Soetrisno saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/11).

Benny bilang seluruh perjanjian dagang yang ada memiliki potensi meningkatkan ekspor Indonesia. Pasalnya terdapat tambahan daya saing dalam perjanjian tersebut.

Baca Juga: Pemerintah mudahkan aturan perdagangan ke empat negara eropa untuk dorong ekspor

Selain perdagangan, Kementerian Perdagangan pun menjelaskan keuntungan IE-CEPA. Perjanjian dengan skema tersebut juga akan memberikan keuntungan pada sektor investasi.

Adanya IE-CEPA juga diakui akan memberikan citra positif terhadap minyak sawit Indonesia. Sebelumnya komoditas unggulan ekspor Indonesia itu mengalami telanan di Eropa.

Sebagai informasi, berdasarkan data Kemendag, pada tahun 2011 lalu Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar US$677 juta. Angka tersebut merangkak naik sehingga Indonesia bisa mencapai surplus US$1,6 miliar pada tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×