Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui infrastruktur Indonesia jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain. Penyebab utamanya, yaitu krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997-1998 silam.
"Infrastruktur kebutuhan Indonesia tertinggal bukan sengaja. Karena presiden dulu kesulitan juga menghadapi krisis 1997-1998, tingkat utang besar," kata Sri Mulyani saat sambutan dalam acara Indonesia Infrastructure Finance Forum (IIFF) di Hotel Fairmont, Selasa (25/7).
Sri Mulyani mengatakan, setelah mengalami masa krisis tersebut pemerintah dalam beberapa tahun terakhir berusaha untuk menstabilkan ekonomi Tanah Air. Caranya, dengan mengurangi utang dan memastikan lembaga keuangan negara kembali sehat dan kuat.
Oleh karena itu, kondisi ekonomi Indonesia saat ini lebih stabil dan memiliki kesempatan untuk memulihkan diri lagi. Hal ini yang menyebabkan pembangunan infrastruktur menjadi hal yang sangat penting.
Ia mengatakan, mengejar ketertinggalan infrastruktur bukan sesuatu yang mudah. Jika dipaksakan, maka akan berhadapan dengan isu keberlanjutan dan stabilitas keuangan negara.
"Memulihkan diri selama 18 tahun terakhir pembangunan penting, mengejar ketertinggalan 18 tahun tidaklah mudah. Sektor swasta untuk menyatukan peluang itu bisa mengatasi dan memitigasi risiko, dan bisa dinikmati hasil infrastruktur dalam waktu cepat," tambah dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News