kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya menteri baru, begIni cara Kemendag stabilkan harga pangan


Minggu, 03 November 2019 / 19:30 WIB
Punya menteri baru, begIni cara Kemendag stabilkan harga pangan
ILUSTRASI. Harga Sayuran Stabil: Pedagang membersihkan sayuran di Pasar Tebet, Selasa (5/3). Menurut pedagang, harga sayuran cenderung stabil, hal ini dikarenakan pasokan dari sentra-sentra sayuran tergolong lancar. KONTAN/Baihaki/5/3/2019


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan pangan diperkirakan akan melonjak menjelang natal dan tahun baru, dikarenakan meningkatkan permintaan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun sudah menyiapkan beragam langkah untuk menstabilkan harga pangan.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Suhanto mengatakan Kemendag telah melakukan rapat koordinasi nasional badan pokok dengan kepala dinas provinsi yang membidangi perdagangan seluruh Indonesia.

Dia mengatakan, melalui rapat tersebut diidentifikasi seperti apa kesiapan pemerintah daerah dalam mengantisipasi kecukupan ketersediaan bahan pangan dan seperti apa koordinasi yang perlu dilakukan di daerah.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia berupaya persempit defisit perdagangan dengan China

Tak hanya melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, Kemendag pun turut melibatkan pelaku usaha yang menyediakan bahan pangan pokok juga dengan pengelola pasar rakyat dan ritel modern.

"Sebagai langkah stabilisasi harga dan ketersediaan di daerah akan dilakukan rapat koordinasi daerah dengan melibatkan para Eselon I dan II Kemendag serta pemkab/kot dan pelaku usaha di masing-masing provinsi pada November hingga Desember 2019," tutur Suhanto kepada Kontan.co.id, Minggu (3/11).

Kemendag pun akan melakukan penetrasi pasar 1 minggu menjelang natal di pasar-pasar pantuan utama, seperti di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, NTT, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Baca Juga: Permendag N0 77 tahun 2019 tentang impor TPT dinilai belum maksimal

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Nasional (PIHPS), hingga 1 November, harga bahan pangan masih relatif stabil. Harga rata-rata beras masih berkisar Rp 11.750 per kilogram, daging ayam berkisar Rp 33.900 per kg, daging sapi Rp 118.500 per kg, telur ayam sebesar Rp 23.200 per kg, bawang merah Rp 26.350 per kg, bawang putih Rp 30.850 per kg, minyak goreng Rp 13.100 per kg.

Namun, harga cabai masih cukup tinggi, atau masih berada di atas Rp 40.000 per kg, bahkan harga cabai rawit merah mencapai Rp 60.100 per kg.

Suhanto juga mengatakan, harga bahan pangan sampai saat ini cenderung stabil. Kenaikan harga yang terjadi pada daging ayam ras dan bawang merah dari bulan sebelumnya pun karena penyesuaian harga menuju tingkat harga wajar masing-masing komoditas.

Baca Juga: Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) bukukan penurunan laba 26% pada kuartal III 2019

Meski harga cabai masih tinggi, Suhanto berpendapat harga cabai sudah mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, khususnya harga cabai merah keriting dan harga cabai merah. Sementara, harga cabai rawit merah yang melebihi Rp 60.000 per kg berkaitan dengan faktor kekeringan.

"Masih relatif tingginya harga cabai rawit merah disebabkan faktor kekeringan yang masih melanda sebagian besar daerah sentra produksi yang menyebabkan turunnya pasokan ke pasar," terang Suhanto.

Suhanto mengatakan, Berdasarkan data Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, panen cabai rawit merah dari 55 daerah sentra produksi pantuan akan mengalami kenaikan pada Maret 2020 atau bisa mencapai 60.900 ton. Namun, panen pada Desember akan menurun menjadi 40.600 ton dan turun kembali menjadi 33.500 ton pada Januari 2020.

Baca Juga: Laba Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) menciut 37,61% pada kuartal III 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×