kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kelompok pengeluaran penyumbang deflasi pada bulan September 2019


Selasa, 01 Oktober 2019 / 21:52 WIB
Ini kelompok pengeluaran penyumbang deflasi pada bulan September 2019
ILUSTRASI. Pengumuman survei IHK September 2019 di BPS


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan bahwa telah terjadi penurunan harga pada September 2019. Berdasarkan survei dari 82 kota, BPS mencatat bahwa terjadi deflasi sebesar 0,27% (mom) pada September 2019.

Penyumbang deflasi pada bulan tersebut adalah pada kelompok pengeluaran bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 1,97%. Kelompok ini memberi andil deflasi sebesar 0,44%.

"Terjadinya deflasi pada bahan makanan disebabkan karena penurunan harga berbagai komoditas bumbu-bumban dan daging ayam ras, serta telor ayam ras," ujar Kepala BPS Suhariyanto pada Selasa (1/10) di Jakarta.

Komoditas yang menyumbang deflasi pada kelompok ini adalah cabai merah dengan andil deflasi 0,19%, bawang merah dengan andil 0,07%, daging ayam ras dengan andil 0,05%, cabai rawit dengan andil 0,03%, dan juga telor ayam ras yang menyumbang deflasi sebesar 0,02%.

Baca Juga: BPS mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) September naik 0,63% menjadi 103,88

Namun, dalam kelompok ini, ada juga komoditas yang mengalami inflasi, yaitu beras. Inflasi beras naik tipis sebesar 0,12% dan memberi sumbangan inflasi sebesar 0,01%.

Suhariyanto mengatakan bahwa hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena cadangan beras masih cukup dan inflasi juga lebih disebabkan karena penurunan berbagai komoditas, terutama harga komoditas bergejolak.

Selain kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok lain mengalami inflasi. Inflasi terbesar terjadi pada kelompok pengeluaran Sandang yang mengalami inflasi sebesar 0,72% dan memberi andil inflasi sebesar 0,05%.

Yang menyebabkan inflasi kelompok ini besar adalah kenaikan harga komoditas emas perhiasan. Harga emas yang masih tinggi menyumbang inflasi sebesar 0,04%. "Harga emas perhiasan bahkan naik di 78 kota IHK dan kenaikan tertinggi di Cirebon, yaitu sebesar 10% dan Surakarta sebesar 9%," tambah Suhariyanto.

Baca Juga: BPS catat deflasi 0,27% di September, ini daftar harga yang turun

Kelompok lain seperti makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau juga mengalami inflasi sebesar 0,28%. Lalu ada kelompok pengeluaran perumahan yang terjadi inflasi tipis sebesar 0,09% dan memberi sumbangan inflasi sebesar 0,02%. Juga ada juga kelompok kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 0,32% dan memberi andil inflasi sebesar 0,01%.

Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga juga mengalami inflasi sebesar 0,47%. Komoditas yang menyumbang inflasi adalah uang kuliah atau perguruan tinggi dengan andil 0,02%. Lalu kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga mengalami inflasi sebesar 0,01%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×