kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini dua tantangan perbaikan CAD versi BI


Minggu, 22 Januari 2017 / 16:38 WIB
Ini dua tantangan perbaikan CAD versi BI


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Membaiknya defisit transaksi berjalan atau current account defisit (CAD) tidak serta merta menyelesaikan permasalahan CAD Indonesia. Bank Indonesia (BI) melihat masih ada dua tantangan menuju CAD yang lebih baik lagi.

Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, CAD tahun 2016 di bawah US$ 17 miliar atau 1,8% dari produk domestik bruto (PDB), lebih baik dibanding tahun 2015 yang sebesar US$ 17,8 miliar atau 2,06% dari PDB

Agus juga memperkirakan, CAD tahun 2017 sekitar 2,4% dari DPB, yang juga lebih baik dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 2,5%-2,6% dari PDB.

Meski neraca perdagangan yang membaik dan mendorong perbaikan CAD, Agus melihat dua hal yang masih akan menjadi tantangan CAD ke depan. "Tantangan di Indonesia adalah neraca pendapatan dan neraca jasa," kata Agus, Jumat (20/1).

Neraca jasa merupakan transaksi penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan jasa-jasa kargo dan jasa perjalanan. Sementara neraca pendapatan merupakan transaksi penerimaan dari artribusi pendapatan investasi langsung dan pengeluaran pembayaran bunga pinjaman luar negeri.

Baik neraca jasa maupun neraca pendapatan, memang menjadi langganan penyumbang defisit transaksi berjalan. Menilik data BI lima tahun ke belakang, neraca jasa tahun 2011-2015 selalu mencatat defisit sekitar US$ 8 miliar-US$ 11 miliar. Sementara neraca pendapatan 2011-2015 juga selalu mencatat defisit sekitar US$ 25 miliar-US$ 29 miliar.

Pada tahun 2016, neraca jasa dan neraca pendapatan kembali mencatat defisit. Agus menyebut, neraca jasa 2016 mencatat defisit sebesar US$ 6 miliar. Sementara neraca pendapatan 2016 mencatat defisit US$ 30 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×