Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memperkirakan kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2021 mendatang, mampu tumbuh pada kisaran 4,5% sampai 5,5% dengan tingkat inflasi antara 2,0% hingga 4,0%.
Sejalan dengan proyeksi tersebut, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan, ia agak sependapat dengan argumen yang menyatakan bahwa melakukan proyeksi ekonomi pada saat seperti ini merupakan hal yang cukup sia-sia. "Pasalnya, hampir tidak ada yang bisa diproyeksikan karena semua bergerak dinamis," ujar Piter kepada Kontan.co.id, Rabu (13/5).
Baca Juga: Pengusaha desak pemerintah tambah besaran stimulus untuk menangani dampak covid-19
Piter menjelaskan, pertumbuhan ekonomi di tahun depan akan sangat ditentukan oleh setidaknya dua hal, yaitu penyebaran wabah dan kebijakan penanganannya, serta efektivitas kebijakan penyelamatan ekonomi oleh pemerintah.
Menurut Piter, saat ini pemerintah terlihat serba ragu dalam mengambil kebijakan menangani wabah. Seperti misalnya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang tidak ada ketegasan, bahkan sekarang mengarah ke pelonggaran yang juga tanpa ketegasan.
Apabila penanganan dilakukan seperti ini, maka dikhawatirkan Indonesia akan menghadapi wabah ini lebih panjang daripada yang diperkirakan sebelumnya. Kemudian, berbagai program stimulus fiskal yang direncanakan pemerintah saat ini juga dirasa belum berjalan secara optimal. Sementara dunia usaha tidak bisa menunggu lebih lama lagi.
"Jika diasumsikan wabah berlangsung lebih lama dan program stimulus pemerintah tidak efektif, maka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 akan berada di kisaran 3% sampai 4%," kata Piter.
Baca Juga: Ekonomi diramal membaik di kuartal IV 2020, ini kata ekonom Eric Sugandi
Namun demikian, Piter tidak menutup kemungkinan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan juga bisa lebih baik dan berada pada kisaran 4% sampai 6%.
Hal ini bisa terjadi, jika pemerintah cukup tegas dalam mengarahkan masyarakat untuk berdamai dengan Corona, perekonomian berjalan dengan SOP kesehatan yang dilaksanakan secara disiplin, serta program stimulus berjalan dengan cukup efektif. "Pertumbuhan ini bisa terjadi, bahkan jika wabah tidak cepat berakhir karena vaksin yang belum tersedia," tandasnya.
Lebih lanjut, Piter memproyeksikan bahkan pertumbuhan ekonomi di tahun depan bisa tumbuh di atas 6%.
Ini diasumsikan bisa terjadi jika wabah bisa berakhir dengan cepat dikarenakan vaksin sudah bisa diproduksi pada akhir tahun ini, program bantuan stimulus fiskal bisa berjalan efektif, serta dunia usaha bisa bertahan dan siap melakukan proses pemulihan pada akhir tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News