Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI) Banjaran Surya Indrastomo mengatakan dalam kurun waktu 25 tahun cadangan emas bank sentral dunia cenderung turun, namun di empat tahun terakhir sedikit meningkat.
Banjaran menjelaskan, terdapat dua faktor utama yang pengaruhi cadangan emas. Pertama, pola pembelian dan penyimpanan (pattern buying/holding) meningkat saat ada ketidakpastian baik di sektor keuangan maupun sektor riil seperti geopolitik.
“Kedua, emas itu asset highly liquid dengan kenaikan real value yang konsisten,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (24/3).
Banjaran mengungkapkan, naiknya harga emas di pengaruhi oleh dua prinsip tersebut. Menurutnya, tahun lalu harga emas naik sekitar 13% sampai 14% dan transaksi mengalami lonjakan (over the counter) hampir delapan kali lipat dari biasanya.
Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Pembiayaan Utang Hingga Pertengahan Maret 2024 Turun Tajam
“(Di 2024) saya melihat ada potensi transaksi, tapi beda, lebih berat ke jual daripada beli di paruh kedua,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Banjaran menambahkan, di ASEAN sendiri pada tahun 2023 negara yang paling aktif terhadap cadangan emas adalah Singapura, sementara cadangan emas Thailand relatif stabil.
“Cadangan emas selalu naik ya, karena masih ada potensi yang belum tertambang di seluruh dunia,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News