kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.317   10,00   0,06%
  • IDX 7.233   -24,48   -0,34%
  • KOMPAS100 1.065   -7,05   -0,66%
  • LQ45 844   -2,59   -0,31%
  • ISSI 214   -1,99   -0,92%
  • IDX30 434   -1,19   -0,27%
  • IDXHIDIV20 518   -2,00   -0,38%
  • IDX80 122   -0,92   -0,75%
  • IDXV30 124   -0,31   -0,25%
  • IDXQ30 142   -0,53   -0,37%

Ini alasan petani gula tebu keberatan soal PPN


Kamis, 13 Juli 2017 / 16:20 WIB
Ini alasan petani gula tebu keberatan soal PPN


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Dessy Rosalina

JAKARTA. Petani tebu gula menyatakan keberatan atas harga eceran tertinggi (HET) gula saat ini. Hal ini juga yang menjadi alasan petani tebu gula keberatan atas rencana pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) 10%.

Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan, HET gula saat ini yang sebesar Rp 12.500 per kilo gram (kg) memberatkan petani. Sebab, menurutnya, dengan kondisi kadar gula dalam batang tebu (rendemen) saat ini sebesar 7%, harga pokok penjualan (HPP) idealnya Rp 11.700 per kg dan HET sebesar Rp 15.000 per kg.

Menurutnya, HET saat ini yang sebesar Rp 12.500 per kg seharusnya diterapkan jika rendemen mencapai 10%. Oleh karena itu lanjut dia, pengenaan PPN 10% akan tambah memberatkan biaya produksi petani gula tebu.

"Kalau setiap petani punya 10 hektare (ha), lalu kena 10%, maka 1 hektarenya pajak. Kalau pabrik gula kirim 10 truk, yang 1 truk ini pajak," kata Soemitro di Kantor Pusat Ditjen Pajak, Kamis (13/7).

Ia menggambarkan, produktivitas tanaman tebu saat ini berada di bawah 80 ton per ha. Dengan rendemen tebu saat ini masih di bawah 7%, maka biaya produksi sebesar Rp 9.500-10.500 per kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×