kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.622   14,00   0,08%
  • IDX 6.938   105,24   1,54%
  • KOMPAS100 1.003   16,38   1,66%
  • LQ45 778   13,08   1,71%
  • ISSI 221   2,69   1,23%
  • IDX30 404   6,68   1,68%
  • IDXHIDIV20 476   9,24   1,98%
  • IDX80 113   1,62   1,45%
  • IDXV30 116   1,67   1,46%
  • IDXQ30 132   2,69   2,08%

Inflasi September melorot jadi sebesar 0,44%


Jumat, 01 Oktober 2010 / 10:46 WIB
Inflasi September melorot jadi sebesar 0,44%


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Inflasi September ternyata sudah mulai mereda. Badan Pusat Statistik mencatat inflasi bulan lalu hanya sebesar 0,44%. Angka ini lebih kecil ketimbang Agustus lalu yang sebesar 0,76%.

"Puncak inflasi sudah terlampaui, dan pasca Lebaran harga-harga sudah berangsur turun meski tetap tinggi," papar Kepala BPS Rusman Heriawan, Jumat (1/10).

Secara year on date, inflasi sudah mencapai 5,28%. Sedangkan inflasi secara year on year mencapai 5,8%. "Inflasi year on year turun dari 6,44% ke hanya 5,8% karena inflasi bulan September tahun lalu kan tinggi 1,05%," terangnya.

Ia menuturkan, industri sandang dan pakaian menyumbang inflasi terbesar, sebesar 1,08%. Lalu, lanjutnya, diikuti oleh makanan 0,44%, minuman dan rokok 0,52%, perumahan air dan listrik 0,25%, kesehatan 0,23%, pendidikan 0,26%, serta transportasi dan komunikasi 0,57%.

"Pakaian itu naik tinggi karena banyak orang beli baju baru Lebaran kemarin. Selain itu di sektor transportasi dan komunikasi juga naik karena ada tuslah," ucapnya.

Rusman bilang, inflasi tertinggi terjadi di Tarakan sebesar 1,8%. Ini menunjukkan, inflasi tidak hanya dipengaruhi suplai dan permintaan saja tetapi juga situasi di daerah tersebut. "Kalau situasi tidak kondusif itu bisa mengganggu jalur distribusi daerah, contoh kongkret yang terjadi di Tarakan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×