kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.617   -4,00   -0,02%
  • IDX 8.051   -15,35   -0,19%
  • KOMPAS100 1.106   2,18   0,20%
  • LQ45 772   0,26   0,03%
  • ISSI 289   -0,19   -0,07%
  • IDX30 404   0,55   0,14%
  • IDXHIDIV20 454   -1,30   -0,29%
  • IDX80 122   0,02   0,02%
  • IDXV30 130   -0,81   -0,62%
  • IDXQ30 128   0,67   0,53%

Inflasi rendah, BI diramal masih tahan suku bunga acuan pada RDG November 2021


Rabu, 17 November 2021 / 16:34 WIB
Inflasi rendah, BI diramal masih tahan suku bunga acuan pada RDG November 2021
ILUSTRASI. Inflasi rendah, BI diramal masih tahan suku bunga acuan pada RDG November 2021


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menahan suku bunga acuan di level 3,5% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2021. 

Asal tahu saja, BI menggelar RDG pada tanggal 17 November 2021 hingga 18 November 2021. Gubernur BI Perry Warjiyo kemudian akan membacakan hasil RDG ini pada Kamis (18/11). 

Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, masih bertahannya suku bunga acuan di level terendah sepanjang sejarah tersebut didorong oleh kondisi terkini, yaitu terkait inflasi yang rendah dan kondisi yang terkendali. 

“Inflasi masih rendah dan terkendali, kondisi ekonomi juga masih terkendali,” ujar David kepada Kontan.co.id, belum lama ini. 

Baca Juga: Bidik dana murah, perbankan rajin memangkas suku bunga simpanan

Seperti kita ketahui, tingkat inflasi dari awal tahun 2021 hingga Oktober 2021 tercatat 0,93% year to date (ytd) dengan inflasi tahun ke tahun pada Oktober 2021 berada di level 1,66% yoy. 

Ini masih lebih rendah dari perkiraan inflasi bank sentral pada sepanjang tahun ini yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy. 

Akan tetapi, David mengingatkan bahwa Indonesia tetap harus waspada terkait kondisi inflasi yang bisa meningkat, terutama pada tahun 2022. 

Hal ini disebabkan oleh adanya transmisi dari lonjakan inflasi negara-negara lain, seperti China dan Amerika Serikat (AS) yang sudah duluan mencatat peningkatan inflasi. 

Baca Juga: Neraca dagang RI diprediksi surplus, rupiah berpeluang menguat hari ini




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×