kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inflasi di bulan Juli 2013 diprediksi 8%


Selasa, 30 Juli 2013 / 15:46 WIB
Inflasi di bulan Juli 2013 diprediksi 8%
ILUSTRASI. Penjualan mobil baru di salah satu mal di Tangerang Selatan, Rabu (16/2) KONTAN/Carolus Agus Waluyo/16/02/2022.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diiringi kenaikan harga bahan pokok bulan Ramadan, diperkirakan akan mendongkrak inflasi di bulan Juli 2013.

Sebelumnya Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi di minggu ke tiga Juli ini bisa mencapai 2,7%, dan untuk inflasi tahunan atau year on year (yoy) mencapai 8%. Padahal di bulan Juni, inflasi hanya 1,03%.

Sejalan dengan pendapat BI tersebut, Bank Danamon memperkirakan inflasi di bulan Juli ini mencapai 2,85 %. Dengan begitu, inflasi tahunannya bisa menyentuh 8,15%.

Dalam keterangan tertulisnya, Danamon menilai, di bulan Juli ini telah terjadi dampak lanjutan atau second round effect dari kenaikan BBM bersubsidi yang dilakukan Pemerintah pada akhir Juni lalu. 

Bank Danamon juga menjelaskan, inflasi inti di bulan Juli akan mengalami kenaikan dibanding bulan lalu menjadi 1,1%. Di bulan Juni inflasi tercatat hanya 0,32%. Sementara inflasi inti tahunan diperkirakan akan mencapai 4,56%, di bulan Juni lalu inflasi inti tahunannya hanya 3,98%.

Ekonom dari Standard Chartered, David SUmual menilai, BI sebetulnya sudah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk meredam dampak kenaikan harga lanjutan pasca dinaikkannya harga BBM bersubsidi, dengan cara menaikkan tingkat suku bunga acuannya atau BI rate ke level 6,5%.

"Namun semua kebijakan moneter yang dilakukan BI belum terlihat dampaknya di bulan Juli," ujar David, kepada KONTAN, Selasa (30/7).

Menurutnya, setiap kebijakan yang dikeluarkan BI akan berdampak paling cepat dalam jangka waktu antara tiga bulan hingga empat bulan.

Jadi, David menilai, untuk meredam inflasi dalam jangka pendek Pemerintah harus memperbaiki sektor riil, seperti menjaga persediaan kebutuhan pangan agar permintaan yang tinggi bisa terpenuhi.

David memperkirakan dengan berbagai langkah yang sudah dilakukan Pemerintah, seperti menambah jumlah impor kebutuhan pangan, di minggu ke empat bulan Juli inflasi bisa sedikit melambat.

Nah dengan begitu, jika BI memperkirakan inflasi bulan Juli di minggu ke tiga akan mencapai 7,7%, maka di minggu ke empat akan sedikit melambat di sekitar 2,65%. Sehingga untuk inflasi yoy mencapai 7,7%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×