kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi April 2022 Meningkat, Kepala BKF: Pertanda Aktivitas Ekonomi Tinggi


Senin, 09 Mei 2022 / 18:12 WIB
Inflasi April 2022 Meningkat, Kepala BKF: Pertanda Aktivitas Ekonomi Tinggi
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Pusat Statistik mencatat, inflasi pada April 2022 sebesar 0,95% month on month (mom) atau secara tahunan sebesar 3,47% year on year (yoy).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu mengatakan, inflasi per April 2022 melanjutkan tren meningkat seiring harga komoditas global yang masih tinggi dan menguatnya permintaan di masa periode puasa dan Lebaran.

Menurutnya, inflasi periode Ramadan dan Lebaran 2022 meningkat signifikan dibandingkan kondisi dua tahun terakhir juga menunjukkan aktivitas ekonomi yang lebih tinggi. Terjadinya inflasi di seluruh kota sampel juga menguatkan bahwa aktivitas ekonomi telah membaik di seluruh daerah.

“Inflasi inti yang naik mencerminkan daya beli masyarakat yang terus pulih di tengah tekanan harga global dan implementasi kenaikan PPN. Sementara itu, kenaikan harga pangan, terutama didorong oleh minyak goreng, daging sapi, daging ayam, telur, dan ikan segar,” tutur Febrio dalam keterangan resminya, Senin (9/5).

Baca Juga: Jika Harga Pertalite, LPG 3 kg, dan Tarif Listrik Naik, Inflasi 2022 Diprediksi 4%

Adapun, Febrio mengatakan, hampir seluruh harga bahan makanan meningkat seiring dengan naiknya permintaan bahan makanan. Sementara itu, pada komponen harga yang diatur masih tingginya harga minyak telah mendorong naiknya harga energi nonsubsidi, seperti LPG 12 kg dan juga Pertamax. 

Hal lain, saat adanya mudik lebaran, mobilitas masyarakat meningkat setelah dua tahun terakhir pemerintah melarang mudik dan memberlakukan pengetatan mobilitas, sehingga akhirnya mendorong kenaikan tarif angkutan udara dan antarkota.

“Meskipun demikian, peningkatan laju inflasi ini masih terjaga di dalam rentang sasaran inflasi nasional yaitu 2%-4% dan sejalan dengan outlook Kementerian Keuangan,” jelas Febrio.

Lebih lanjut, menurut Febrio, risiko pandemi dan peningkatan gejolak perekonomian global perlu terus diwaspadai dan diantisipasi.  Masa liburan lebaran 2022 menjadi tolok ukur dalam memperhitungkan kesiapan Indonesia dalam bertransisi menuju endemi.

Baca Juga: Kemenperin Catat Penyaluran Minyak Goreng Curah Capai 211,6 Ton pada April 2022

Disiplin protokol kesehatan serta keberlanjutan program vaksinasi masih akan berperan penting dalam menjaga stabilitas pemulihan ekonomi dalam jangka pendek. Selain itu, konflik Rusia-Ukraina yang masih berlangsung menambah potensi tekanan kepada harga komoditas global.




TERBARU

[X]
×