kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.769.000   10.000   0,57%
  • USD/IDR 16.585   15,00   0,09%
  • IDX 6.472   236,74   3,80%
  • KOMPAS100 924   40,02   4,53%
  • LQ45 731   34,12   4,90%
  • ISSI 200   4,82   2,46%
  • IDX30 385   18,89   5,16%
  • IDXHIDIV20 466   22,10   4,98%
  • IDX80 105   4,49   4,47%
  • IDXV30 110   3,87   3,64%
  • IDXQ30 126   5,57   4,61%

Industri sawit mempunyai peranan penting dalam menggerakkan perekonomian lokal


Jumat, 06 September 2019 / 17:05 WIB
Industri sawit mempunyai peranan penting dalam menggerakkan perekonomian lokal
ILUSTRASI. Panen kelapa sawit


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri sawit mempunyai peranan penting dalam menggerakkan perekonomian lokal karena bersifat investasi padat karya. Sebagai contoh di Kalimantan Barat (Kalbar), perkebunan sawit telah lama membangun desa dan kabupaten serta menyerap tenaga kerja.

"Sebagai salah satu sentra perkebunan sawit terbesar di Indonesia, sektor ini mampu menyerap tenaga kerja berpendidikan rendah dalam jumlah besar di Kalbar," kata Anggota Komisi XI DPR Michael Jeno, Jumat (6/9).

Menurut Jeno, sebelum sawit berjaya, ekonomi Kalbar ditopang industri olahan kayu. Pada era 1970-1980-an, lanjutnya, perekonomian Kalbar sangat bergantung pada kayu atau sektor kehutanan, apalagi industri pengolahan kayu saat itu sangat maju. Namun, industri kayu tersebut didominasi oleh korporasi besar.

Baca Juga: Rencana negosiasi dagang AS-China tak mampu mengungkit harga minyak, ini sebabnya

Hal itu, berbeda dengan sawit di mana masyarakat juga turut menikmati keuntungan dari kebun yang dimilikinya. "Namun industri ini juga dikuasai korporasi besar,” katanya. 

Senada dengan itu Dekan Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Gusti Hardiansyah menyatakan, pada era 1970-1980-an Kalbar merupakan penghasil kayu, sehingga industri berbasis hasil hutan ini sangat dominan dalam menyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah itu.

Namun seiring dengan menyusutnya pasokan kayu, tambahnya, perekonomian di Kalbar beralih dari sektor kehutanan ke budidaya perkebunan, terutama sawit.

Saat ini dari 14 juta ha luas daratan Kalbar, sekitar 1,5 juta ha merupakan kebun sawit yang mana sekitar 55% dikelola perusahaan besar nasional (PBN), sisanya dikelola BUMN yakni PTPN XIII dan rakyat. Sehingga mampu memberikan kontribusi sekitar 10% terhadap produksi CPO nasional.

Baca Juga: India naikkan impor pajak, harga CPO Malaysia anjlok ke level terendah 2 pekan

Menurut Hardiansyah, dalam 20 tahun terakhir, setidaknya ada empat kabupaten di Kalbar yang perkebunan sawitnya berkembang pesat, yakni Kabupaten Landak, Sanggau, Sintang dan Ketapang. "Seiring perkembangan perkebunan sawit di keempat kabupaten ini rakyatnya juga sangat sejahtera," katanya.

Secara terpisah, Bupati Sintang Jarot Winarno mengatakan, sektor perkebunan di daerahnya berkontribusi terhadap 22% produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Sintang. 

Kebun sawit di Sintang dikelola oleh 48 perusahaan dengan luasan tanam 180.000 ha dan sawit mandiri milik masyarakat seluas 6.000 ha. 

Jarot mengaku, sawit telah berkontribusi banyak terhadap masyarakat, terutama membuka isolasi daerah pedalaman, selain itu juga meningkatkan daya beli masyarakat di pedesaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×