Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - HANOI, VIETNAM. Indonesia dan Vietnam sepakat menargetkan nilai perdagangan bilateral sebesar US$ 18 miliar atau lebih pada tahun 2028, naik dari target semula yang minimal sebesar US$ 15 miliar di tahun yang sama.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam pertemuan ke-5 Joint Commission on Bilateral Cooperation (JCBC) RI-Vietnam di Hanoi (24/4/2024) yang dipimpin oleh Menlu RI Retno Marsudi dan Menlu Vietnam Bui Thanh Son.
“Kita sepakat untuk meningkatkan target perdagangan sebesar USD 18 miliar atau lebih pada tahun 2028. Untuk mencapai target ini, kedua negara perlu terus mengurangi hambatan dagang dan segera menuntaskan perjanjian ketahanan pangan serta mengoptimalkan peran Joint Committee on Economic, Scientific and Technical Cooperation (JC-ESTC)," kata Menlu Retno dalam pernyataan persnya.
Pertemuan JCBC ke-5 membahas isu bilateral, regional dan global. Pada kesempatan tersebut, kedua Menlu sepakat meningkatkan status kemitraan dari Kemiteraan Strategis menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif. Di tengah meningkatkan rivalitas geopolitik di kawasan, Menlu Retno mendorong dimulainya 10th Policy Dialogue Indonesia-Vietnam guna mempererat dialog.
Baca Juga: Ekspor Impor Indonesia-China Bakal Meningkat Tanpa Transit di Singapura
Terkait pertahanan, Menlu RI menyambut baik penyelenggaraan Defense Policy Dialogue ke-3 antara Kemhan kedua negara, penyelenggaraan Air-Staff Talk pertama antara Angkatan Udara kedua negara yang akan digelar tahun ini, dan keikutsertaan Angkatan Laut Vietnam pada Multilateral Naval Exercise ke-24 dan ASEAN Solidarity Exercise tahun lalu yang diadakan di Batam.
“International Defense Expo yang akan diselenggarakan Desember tahun ini untuk memamerkan produk-produk industri pertahanan Indonesia. Vietnam juga menyampaikan terima kasih di dalam pertemuan JCBC atas bantuan Indonesia di dalam membangun Vietnam's Peacekeeping Center yang sesuai dengan standar PBB," ujar Menlu.
Di bidang keamanan, Menlu mendorong penguatan kerja sama untuk mengatasi kejahatan transnasional yang meningkat, terutama kasus perdagangan orang terkait online scams. Di sektor maritim, Menlu mendorong penguatan kerja sama guna menanangani penangakapan ikan secara ilegal atau IUU Fishing.
“Terkait dengan investasi, terdapat minat tinggi investasi dua arah. Oleh karena itu diperlukan iklim investasi yang baik. Indonesia pada kesempatan JCBC juga memintakan perlindungan terhadap para investor Indonesia yang telah menanamkan investasinya di Vietnam," jelas Menlu.
Kedua Menlu juga membahas penguatan kerja sama di sektor energi, kesehatan, pariwisata, dan pendidikan. Selain itu, dibahas juga isu-isu kawasan dan dunia. Secara garis besar, kedua negara sepakat untuk terus bekerja sama dalam memelihara perdamaian, stabilitas dan kemakmuran Asia Tenggara dan Indo Pasifik.
“Kedua negara juga menekankan pentingngnya terus dihormatinya Hukum Internasional, termasuk UNCLOS 1982. Tanpa penghormatan terhadap Hukum Internasional, maka perdamaian dan stabilitas akan sulit terjaga seperti yang terjadi di wilayah lain," kata Menlu.
JCBC ke-5 digunakan untuk stocktaking perkembangan kerja sama bilateral dan tindak lanjut pertemuan JCBC ke-4 (2022) serta tindak lanjut kunjungan Presiden RI ke Vietnam pada bulan Januari yang lalu.
Baca Juga: Kawasan Asia Tenggara Berpotensi Jadi Key Leader Industri Kripto Global
Selain JCBC, dalam kunjungan ke Hanoi Menlu juga menjadi pembicara kunci pada pada Sesi II ASEAN Future Forum (AFF) 2024 dan melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Vietnam.
AFF diselenggarakan oleh Vietnam sebagai platform pertukaran pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN dalam bentuk track 1.5 dengan melibatkan wakil dari pemerintah, para pakar, akademisi, praktisi dan pengusaha.
Dalam sambutannya, Menlu antara lain menekankan pentingnya kepemimpinan ASEAN dalam pembangunan arsitektur dan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik. Menlu juga menegaskan pentingnya pendekatan komprehensif untuk isu keamanan yang tidak hanya menyangkut aspek militer dan politik, tetapi juga sosial, ekonomi, dan lingkungan, serta pentingnya kerja sama kolektif untuk atasi tantangan keamanan kawasan dan global.
Sementara dalam pertemuan dengan PM Vietnam, dibahas antara lain kesepakatan kedua negara untuk meningkatkan meningkatkan target perdagangan sebesar USD 18 miliar atau lebih pada 2028, dorongan agara pembahasan perjanjian kerja sama ketahanan pangan segera dimulai, dan penegasan kembali komitmen Indonesia terhadap penguatan kerja sama ASEAN, termasuk penyiapan untuk Visi ASEAN 2045.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News