Sumber: Reuters,Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia secara resmi belum disebut resesi. Meski data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 minus 5,32%, namun pertumbuhan ekonomi kuartal I-2020 masih tumbuh positif sebesar 2,97%.
"Walaupun mengalami pertumbuhan minus pada kuartal II-2020, tetapi kita secara formal belum disebut resesi. Definisi resesi terjadi ketika pertumbuhan ekonomi negatif dua kuartal berturut-turut," ungkap Direktur Riset Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah kepada Kompas.com, Rabu (5/8/2020).
Menurut Piter, Indonesia baru akan resmi masuk ke jurang resesi jika pertumbuhan ekonomi kembali negatif pada kuartal III-2020. CORE memperkirakan, ekonomi Indonesia bakal tumbuh negatif dengan kisaran 3%-4% pada kuartal III-2020 mendatang.
Baca Juga: Ekonomi kuartal II-2020 negatif, Bank Mandiri: Pertumbuhan ekonomi 2020 bisa minus 1%
Resesi atau kemerosotan merupakan suatu kondisi saat Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara menurun atau saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun.
Saat ini, sudah ada enam negara besar dunia yang terperosok ke jurang resesi. Penyebabnya tak lain adalah pandemi Covid-19.
Dampak resesi antara lain bisa mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi seperti lapangan kerja, investasi, dan keuntungan perusahaan. Jika ekonomi mengalami penurunan secara drastis, hal ini disebut kebangkrutan ekonomi (economy collapse).
Baca Juga: Bank Permata: Ekonomi kuartal II-2020 minus, probabilitas resesi semakin besar
Nah, berikut adalah daftar enam negara yang sudah secara resmi jatuh ke jurang resesi:
1. Korea Selatan
Perekonomian Korea Selatan mencatat resesi teknis pertama sejak 2003 pada kuartal Juni. Pembatasan aktivitas akibat dari pandemi virus corona menekan kegiatan ekonomi dan permintaan global.
Melansir Reuters, bank sentral Korsel mengatakan, tingkat Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel mengalami penurunan sebesar 3,3% yang disesuaikan secara musiman pada kuartal Juni. Sebagai perbandingan, pada kuartal sebelumnya PDB Korsel menurun 1,3%. Kontraksi tersebut jauh lebih buruk daripada kontraksi 2,3% yang terlihat dalam jajak pendapat Reuters.