kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia bidik pasar baru di kawasan selatan


Selasa, 16 Oktober 2012 / 07:15 WIB
Indonesia bidik pasar baru di kawasan selatan
ILUSTRASI. Cara memperbaiki data sertifikat vaksin Covid-19 yang salah, cukup via email


Reporter: Arif Wicaksono, Adisti Dini Indreswari | Editor: Dadan M. Ramdan

JAKARTA. Indonesia terus mencari pasar baru ekspor menyusul pangsa pasar yang menjadi tujuan utama ekspor kita seperti Amerika Serikat, Asia Timur, dan Eropa Barat, terkena dampak krisis ekonomi global. Caranya, pemerintah mulai agresif memperluas kerjasama dagang dengan negara-negara berkembang di belahan bumi selatan seperti Amerika Latin, Afrika dan Timur Tengah.

Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan (Mendag) mengatakan, potensi pasar di negara selatan-selatan sangat menjanjikan. Nilai perdagangan dari 120 negara di kawasan selatan-selatan mencapai US$ 8,5 triliun per tahun.
Sebagai perbandingan, volume perdagangan dunia tahun lalu mencapai US$ 31 triliun. Berarti, negara-negara di kawasan selatan-selatan mewakili sekitar 27,41% perdagangan dunia.

Menurutnya, Indonesia bisa mengeruk peluang dagang dari kawasan tersebut karena potensinya masih terbuka lebar. "Indonesia bersama dengan Brasil, India, dan Afrika Selatan akan menjadi pengendali perdagangan dengan kontribusi ekspor terbesar," kata Gita dalam World Export Development Forum (WEDF) 2012, Senin (15/10).

Atas dasar itu, pemerintah terus memperkuat kerjasama perdagangan dengan negara-negara di kawasan Afrika, Timur Tengah dan Amerika Latin.  Terlebih, potensi ekspor Indonesia ke kawasan tersebut cukup besar.
Ambil contoh, ekspor Indonesia ke Afrika Selatan di tahun lalu mencapai US$ 1,44 miliar, naik 111% dari tahun 2010. Gita pun optimistis, ekspor Indonesia ke negara tersebut bisa naik tajam tahun ini.

Mintardjo Halim, Ketua Komite Afrika, Kamar Dagang dan Industri  (Kadin) mengatakan, pengusaha harus mengubah pola pikir terhadap pasar  negara selatan-selatan, seperti Afrika. "Masih banyak pengusaha yang tidak tertarik ketika bicara pasar Afrika, ini harus didobrak," tandasnya.


Selain itu, Mintardjo menjelaskan, Pemerintah Indonesia harus lebih giat menjalin kerjasama bilateral dengan negara belahan Selatan untuk memperingan beban ekspor, sehingga ada keringanan bea masuk.

Asal tahu saja, forum World Export Development Forum (WEDF) yang digelar pemerintah ini, dihadiri sekitar 600 delegasi dari kalangan publik maupun swasta di seluruh dunia. WEDF merupakan persiapan sebelum forum Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali, Desember 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×