kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45932,69   4,34   0.47%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia bangun Inklusif Digital Economy Hub dengan mitra negara lain


Rabu, 11 Juli 2018 / 18:34 WIB
Indonesia bangun Inklusif Digital Economy Hub dengan mitra negara lain
ILUSTRASI. Ilustrasi Keuangan Digital


Reporter: Andi M Arief | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menjadi inisiator Inklusif Digital Economy (IDE) Hub dalam kemitraan antar-negara MIKTA (Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Australia, dan Turki).

Staf Khusus Kementerian Komunikasi dan Informatika bidang PMO dan Ekonomi Digital Lis Sutjiati mengatakan, saat ini sedang dalam proses pengetesan prototipe dalam MIKA Expert Meeting yang diadakan sejak pada 10-11 Juli di Hotel Aryaduta Jakarta.

"Pakar-pakar dari negara-negara MIKTA yang mengerti terkait Sharing Economy dan Finansial Inklution diundang ke sini (untuk) me-review prototipe yang kita bikin ini. Karena Hub yang mau kita bikin ini kesannya, kalau kendaraan itu kelas Mercedes atau BMW. Jadi benar-benar sophisticated," papar Lis.

Lis melanjutkan, tujuan dari IDE Hub ini agar membuktikan, Indonesia mampu menciptakan suatu inisiasi yang dapat memberikan dampak global. Lis juga berencana mengajukan IDE Hub sebagai suatu alat yang dapat digunakan oleh Digital Economy Task Force besutan G-20.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kominfo berkomitmen untuk menyelesaikan IDE Hub ini. "Kita nggak jualan konsep. Kita ini benar-benar menjanjikan impact," klaim Lis.

IDE Hub bekerja cara dengan merekomendasikan model bisnis ekonomi digital yang dianggap berperan besar dalam menurunkan rasio Gini negara anggota ke dalam sebuah sistem yang dapat diakses oleh negara-negara anggota, dalam hal ini negara anggota MIKTA.

Menurut Lis, para negara anggota MIKTA antusias dengan inisiasi ini. Tujuan utama dari IDE Hub ini, merupakan workforce digitalization, membuat akses ekonomi lebih inklusif, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

Sistem ini, sambung Lis, pembuatan IDE hub ini berasal dari rasion Gini negara anggota MIKTA sudah melebihi 30%, yaitu batas suatu negara jika ingin dikatakan memiliki pemerataan ekonomi yang baik.

Kini, digitalisasi dapat menjadi obat yang dapat mengobati rasio Gini Indonesia yang kini berada di angka 36%. Berdasarkan studi terhadap start-up Unicorn di Indonesia, Kemlu dan Kominfo menginisasi IDE Hub tersebut dalam MIKTA Expert Meeting.

"Kita melihat bahwa Unicorn Indonesia itu ternyata mempunyai dampak ekonomi sosial yang luar biasa. Beberapa model bisnis yang distruptif itu terbukti bisa memberi kontribusi untuk menurunkan kesenjangan ekonomi ini. Model bisnis yang seperti apa? Model bisnis yang inovatid dan dapat menciptakan Sharing Economy," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×