Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia - Australia berkomitmen meneruskan hal-hal yang menjadi kesepakatan antara kedua negara dalam berbagai bidang. Salah satunya peluang kerja sama mineral kritis.
Presiden Prabowo mengatakan dalam pemerintahan yang dipimpinnya akan mengejar realisasi berbagai komitmen yang disepakati bersama. Termasuk finalisasi rencana aksi kemitraan stragtegis komprehensif periode tahun 2025 - 2029. Dimana terdapat suatu sinergi antara program transformasi asta cita dan strategi ekonomi Australia di Asia Tenggara 2040.
"Kita juga membahas peluang kerja sama dalam bidang ketahanan pangan, dibidang transisi energi dan mineral kritis kita menyambut baik sejumlah capaian kerja sama, dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik," ujar Prabowo di Istana Merdeka, Kamis (15/5).
Prabowo menambahkan, di bidang ekonomi, Indonesia berupaya memperkuat kerja sama ekonomi, khususnya peningkatan perdagangan dan investasi. Indonesia juga mengundang pihak Australia untuk lebih berpartisipasi dalam ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Prabowo Ingin Produk Buah dan Ikan Indonesia Bisa Tembus Pasar Australia
Kerja sama ini penting untuk diperkuat terutama di tengah ketidakpastian situasi ekonomi global saat ini.
"Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi global, hub antara kita Australia - Indonesia semakin penting dan akan semakin membawa manfaat bagi kedua negara kita dan kedua rakyat kita," kata Prabowo.
Selanjutnya, di bidang pertahanan, Indonesia berkomitmen menyelesaikan proses ratifikasi perjanjian kerjasama pertahanan yang sudah disepakati tahun lalu.
"Dan kita akan membahas terus kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan ini," ucap Prabowo.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menambahkan, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) sudah berlaku sejak tahun 2020.
Airlangga bilang, IA CEPA perlu dievaluasi karena biasanya CEPA akan dievaluasi setiap lima tahun.
"Jadi sudah waktunya (diperbarui), dan dalam nanti negosiasi ini tentu hal strategis baru perlu kita masukkan, termasuk kerja sama di critical mineral," terang Airlangga.
Airlangga menyebut bahwa Australia mempunyai litium dan mangan. Saat ini Indonesia impor sekitar 80.000 litium dari Australia untuk diproses di kawasan industri yang ada di Morowali.
Ketika ditanya apakah ada perbicaraan tambahan terkait peluang kerja sama mineral kritis, berikut jawaban Airlangga.
"Ya nanti critical mineral tentunya akan bicara mengenai EV ecosystem, tadi pak presiden juga bicara mengenai EV ecosystem," kata Airlangga.
Airlangga menambahkan, dari tahun 2020 sampai dengan tahun 2024, terdapat peningkatan perdagangan yang diklaim naik 100% akibat penandatanganan IA-CEPA.
"Targetnya tentu akan lebih tinggi lagi," ucap Airlangga.
Baca Juga: Prabowo Bakal Terima Kunjungan PM Albanese di Istana Merdeka, Hari Ini
Selanjutnya: 10 Miliarder Ini Pilih Frugal Living Meski Kaya Raya, Ada Elon Musk & Warren Buffet
Menarik Dibaca: Edukasi Masyarakat, Lion Wings Luncurkan Layanan Periksa Gigi Keliling
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News