kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indef: Vaksinasi diharapkan segera dorong kepercayaan masyarakat untuk berbelanja


Selasa, 12 Januari 2021 / 23:11 WIB
Indef: Vaksinasi diharapkan segera dorong kepercayaan masyarakat untuk berbelanja
ILUSTRASI. Petugas mengangkat vaksin COVID-19 Sinovac


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Vaksinasi Covid-19 akan dimulai di Indonesia pada Rabu, 13 Januari 2021. Adanya vaksinasi Covid-19 ini pun disebut akan turut berdampak pada pemulihan ekonomi.

Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira dengan adanya vaksin, maka masyarakat akan semakin mempercayai bahwa Covid-19 bisa segera diatasi dan ancaman pembatasan sosial yang mengganggu aktivitas ekonomi tidak akan terjadi kembali.

"Vaksinasi diharapkan segera mendorong pemulihan kepercayaan masyarakat untuk kembali berbelanja dan melakukan mobilitas," ujar Bhima, Selasa (12/1).

Namun, Bhima pun berpendapat bahwa vaksinasi Covid-19 ini tidak akan langsung membuat pertumbuhan ekonomi tumbuh signifikan. Dia memperkirakan, ekonomi Indonesia bisa kembali ke level 5% paling cepat pada 2022.

Meski bisa memulihkan perekonomian, Bhima juga menguraikan berbagai catatan atas vaksinasi Covid-19 ini.

Baca Juga: Satgas Covid-19 sebut efektivitas vaksin bentuk kekebalan kelompok membutuhkan waktu

Catatan pertama, dia menyarankan agar vaksinasi Covid-19 diprioritaskan untuk kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit bawaan.

Bhima juga berharap agar vaksinasi tidak hanya tersedia bagi ASN atau petugas medis yang menjadi prioritas, tetapi tersedia untuk seluruh kalangan secara cepat. Karenanya, dibutuhkan ketersediaan vaksin dalam jumlah besar dan dukungan pendanaan.

"Betul sekali [butuh vaksin dalam jumlah besar] untuk mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity. Itu butuh support pendanaan dari belanja negara minimum Rp 75 triliun," kata Bhima.

Tak hanya itu, catatan lainnya, Bhima juga mengingatkan agar penurunan kasus harian dan penambahan kapasitas ICU atau rawat inap di rumah sakit harus terus berjalan meski sudah dilakukan vaksinasi.

"Jangan karena ada vaksinasi lalu kesiapan rumah sakit dan protokol kesehatan kendor. Itu prasyarat mutlak karena vaksin pun butuh 15 bulan jadi tidak instan," kata Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×