Reporter: Nindita Nisditia | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia Juli 2023 berada di level 53,3 poin, naik 1,52% dari bulan lalu. Namun, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan, besaran angka tersebut justru kontradiktif dengan apa yang terjadi di lapangan.
Seperti yang diketahui, besaran PMI manufaktur Indonesia pada Juli tahun ini lebih tinggi dari poin global yang berkisar 49, melampaui negara-negara yang setara seperti Filipina (51,9), Malaysia (47,8), Vietnam (48,7), dan lain-lain.
Kepala Center of Industry, Trade, and Investment Indef Andry Satrio Nugroho menyebut, kontradiksi yang dimaksud terlihat dari perbandingan PMI Manufaktur dengan data-data dari indikator lain, seperti kontribusi ekspor, pertumbuhan PDB industri, dan kredit industri yang pertumbuhannya melambat.
Baca Juga: Sejumlah Perusahaan Kantongi Laba Jumbo, Bagaimana Prospeknya Tahun Ini?
"Kalaupun memang iya sebetulnya kita lihat ya bahwa di PMI Indonesia jauh lebih tinggi daripada negara-negara lain gitu ya. Memang ekspektasi ini masih belum bisa menggambarkan kondisi industri secara agregat begitu," ujarnya dalam kegiatan KTT Indef 2023, Selasa (8/8).
Research Director Indef Berly Martawardaya pun merincikan beberapa indikator yang disebut, seperti rendahnya kontribusi ekspor dari sektor manufaktur yang relatif ada di papan bawah.
Bank Dunia mencatat, hingga 2021 kontribusi sektor manufaktur Indonesia berada di poin 44,92. Capaian tersebut lebih rendah dibanding negara-negara lain seperti China (93,55), Vietnam (86,36), Thailand (74,59), Malaysia (70,28), dan India (68,07).
Baca Juga: Industri Manufaktur di Era Jokowi Dibandingkan Zaman SBY, Mana Lebih Moncer?
Dia juga menyebut, pertumbuhan sektor manufaktur pada 2022-2023 juga berada di bawah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), yakni capaiannya di bawah angka 5% secara tahunan atau year on year (YoY).
"Pertumbuhan sektor manufaktur di 2022 ini recovery cenderung di bawah pertumbuhan PDB. Sehingga tadi kita melihat proporsinya terhadap PDB juga cenderung menurun. Jadi walaupun sudah banyak usaha dan langkah-langkah dari pemerintah," katanya.
Berly menambahkan, nilai dan pertumbuhan kredit ke sektor manufaktur hingga Mei 2023 juga mengalami penurunan dibandingkan bulan-bulan lalu, yakni berada di kisaran 4%-6% YoY. Padahal, kredit sektor manufaktur Desember 2022 pertumbuhannya mencapai 12% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News