kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.440.000   -4.000   -0,28%
  • USD/IDR 15.359   -19,00   -0,12%
  • IDX 7.844   12,00   0,15%
  • KOMPAS100 1.196   2,99   0,25%
  • LQ45 970   2,64   0,27%
  • ISSI 228   0,40   0,17%
  • IDX30 494   0,86   0,17%
  • IDXHIDIV20 596   1,95   0,33%
  • IDX80 136   0,32   0,24%
  • IDXV30 140   0,56   0,40%
  • IDXQ30 166   0,66   0,40%

Ikhtiar Menggenjot Ekonomi dan Ekologi Lewat Festival Udang Banyuwangi


Jumat, 13 September 2024 / 19:22 WIB
Ikhtiar Menggenjot Ekonomi dan Ekologi Lewat Festival Udang Banyuwangi
ILUSTRASI. Acara Banyuwangi Shrimp Festival di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu 7 September 2024


Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro

KONTAN.CO.ID - BANYUWANGI. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandini Azwar Anas mengajak sejumlah pihak berkolaborasi mengembangkan ekosistem udang di wilayah ujung timur Pulau Jawa ini. Banyuwangi adalah salah satu penyumbang produksi udang terbesar di Jawa Timur. 

"Bukan hanya ekonomi, kami berharap pengembangan industri udang memperhatikan ekologi serta kesehatan masyarakat Banyuwangi," ungkap Bupati Ipuk di acara Banyuwangi Shrimp Festival di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, Sabtu (7/9) pekan lalu. 

Baca Juga: Udang, Ekologi & Cuan

Dia bilang, problem yang paling kentara dari industri udang di Banyuwangi adalah masalah lingkungan. Di saat yang sama, sumbangsih tambak udang juga belum berdampak besar terhadap penyerapan tenaga kerja di Banyuwangi.

Banyuwangi Shrimp Festival merupakan festival udang perdana di Banyuwangi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkolaborasi dengan Konservasi Indonesia, Shrimp Club Indonesia, Fortel serta Yayasan Sinergi Akuakultur Indonesia (YSAI). 

Baca Juga: Kinerja Emiten Udang Terdampak Dumping AS

Victor Nikijuluw, Senior Ocean Program Advisor Konservasi Indonesia bilang, ada dua pendekatan dalam pengembangan industri udang agar mampu menciptakan skala ekonomi tanpa harus mengorbankan ekologi.

Pertama, jurisdictional approach atau pendekatan secara kewilayahan. Artinya, kedudukan tambak harus dilihat di antara sektor lain. "Enggak bisa tambak berada di satu tempat tanpa memperhatikan sektor di sekitarnya yang bisa berdampak negatif terhadap lingkungan," kata dia. 

Baca Juga: Dituduh Dumping di Pasar Amerika Serikat, Produk Udang Indonesia Tertekan

Kedua, pendekatan mikro melalui climate smart shrimp (CSS) atau tambak ramah lingkungan. Intinya, kawasan tambak udang harus meliputi 50% lahan mangrove dan 50% tambak.

Berdasarkan kajian Konservasi Indonesia, pengembangan industri udang di Tanah Air belum mampu memenuhi standar ideal global, dengan komposisi 80% lahan mangrove dan 20% tambak udang. "Mangrove enggak boleh ditebang karena sebagai bio filter untuk mencegah kerusakan lingkungan," ucap Victor.

Selanjutnya: Antisipasi Aktivitas Judi Online, Fintech Samir Lakukan Sejumlah Upaya Ini

Menarik Dibaca: Napindo Gelar Indo Security, Indo Firex, dan IISMEX 2024 Expo & Forum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×