kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hingga Maret 2021, penyaluran pupuk subsidi mencapai 1,9 juta ton


Senin, 05 April 2021 / 14:14 WIB
Hingga Maret 2021, penyaluran pupuk subsidi mencapai 1,9 juta ton
ILUSTRASI. Kementerian Pertanian mencatat, sampai Maret 2021, penyaluran pupuk subsidi mencapai 1,9 juta ton.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy menyatakan, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi hingga maret 2021 mencapai sekitar 1,9 juta ton. Target penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2021 mencapai 9,04 juta ton.

“Untuk 2021 sampai dengan 30 Maret 2021, dari target 9,04 juta ton, realisasinya 1,9 juta ton atau lebih kurang 21,05% (dari target penyaluran tahun 2021),” kata Edhy di Gedung DPR, Senin (5/4).

Edhy menerangkan, penerima manfaat langsung pupuk bersubsidi adalah petani kecil dengan luas garapan 2 hektare. Sasaran penerima manfaat subsidi pupuk tahun 2021 sebanyak 16,6 juta petani berbasis nomor induk kependudukan (NIK). Hal ini mencakup 32 juta hektare luas tanam yang digunakan, diantaranya untuk tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

“Dengan alokasi subsidi sebesar Rp 25,276 triliun, rata-rata alokasi subsidi sebesar Rp 1,52 juta per petani per tahun atau Rp 766.000 per hektare per tahun,” terang dia.

Baca Juga: Pupuk Indonesia berencana membangun proyek petrokimia di Papua

Edhy menuturkan, subsidi pupuk mendorong penggunaan pupuk untuk mengoptimalkan potensi genetik produktivitas varietas unggul. Pada daerah yang produktivitasnya sudah tinggi, subsidi pupuk berperan mempertahankan produktivitas agar tidak turun.

Edhy mengatakan, terdapat sejumlah kendala dalam pengelolaan pupuk bersubsidi. Diantaranya, keterbatasan anggaran, kapasitas petugas pendamping petani terbatas jumlah dan kualitasnya, sarana pendukung sistem pendataan dan pengawalan penyaluran pupuk kurang memadai dan rawan penyimpangan.

Atas kendala tersebut, Kementan mengusulkan memanfaatkan fasilitasi kredit usaha rakyat (KUR), dana desa, bantuan APBD untuk mengatasi keterbatasan anggaran APBN. Adanya penambahan personal penyuluh pertanian, peningkatan infrastruktur pendukung pada kostratani kecamatan, dan akselerasi digitalisasi sistem e-RDKK, kartu tani dan sistem e-verifikasi validasi yang mudah diakses untuk meningkatkan transparansi pelayanan publik.

“Kebijakan subsidi pupuk mempunyai dampak ekonomi yang tinggi dan positif terhadap subsektor tanaman pangan,” tutur Edhy.

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Musdhalifah Machmud mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk mengoptimalkan pemanfaatan kartu tani. Selain itu, berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mengetahui kendala yang dihadapi terkait penggunaan kartu tani.

“Kita mencoba untuk melakukan koordinasi lebih lengkap lagi dalam upaya untuk mempercepat penerimaan atau pemanfaatan kartu tani yang sudah terdistribusi,” ujar Musdhalifah.

Seperti diketahui, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi pada tahun 2020 mencapai 8,72 juta ton. Jumlah ini setara 97,98% dari target penyaluran tahun 2020 yang sebanyak 8,9 juta ton.

Selanjutnya: Wamentan pastikan stok pupuk subsidi mencukupi untuk musim tanam April-Mei 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×