kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Akhir 2008 Program Konversi Elpiji Hanya Capai 15 juta


Senin, 29 Desember 2008 / 21:05 WIB
Hingga Akhir 2008 Program Konversi Elpiji Hanya Capai 15 juta


Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.

Program konversi minyak tanah ke elpiji atau Liquefied Petroleum Gas (LPG) masih tersendat. Pertamina sendiri menargetkan konversi minyak tanah ke gas elpiji sampai akhir tahun 2008 hanya menyasar ke 15 juta rumah tangga dan industri kecil di Jawa, Bali dan Sumatra Selatan.

Padahal, sebelumnya Pemerintah menargetkan sampai akhir 2008 pasokan elpiji mampu menyasar 20 juta rumah tangga dan industri kecil. "Kesepakatan dengan Pemerintah sampai akhir tahun 2008 hanya 15 juta, tidak lagi 20 juta," ujar juru bicara PT Pertamina, Anang Rizkani Noor, Senin (29/12).

Berdasarkan catatan Pertamina hingga 24 Desember lalu, program konversi Minyak Tanah ke Elpiji telah mencapai 14.6 juta rumah tangga dan industri kecil di wilayah-wilayah Jawa, Bali dan Sumatra Selatan. "Kami tetap optimis sampai tanggal 31 Desember nanti target 15 juta bisa terpenuhi," imbuhnya.

Selain itu, Pertamina masih terbelit kendala infrastruktur lantaran minimnya fasilitas Stasiun Pengisi Bahan Bakar Elpiji (SPBBE). Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Ahmad Faisal mengatakan Pertamina membutuhkan sekitar 200 SPPBE, yang ada sekarang baru 53 SPPBE dan tangki elpiji yang berkapasitas di atas 100.000 metrik ton. Menurut catatan Pertamina kapasitas tangki yang ada saat ini hanya mampu menampung 35.000 ribu metrik ton.

Pengamat perminyakan, Kurtubi menilai program konversi minyak tanah ke elpiji sebenarnya bagus, namun infrastruktur pendukungnya tidak matang. "Ini programnya enggak sinkron, masyarakat sudah banyak yang pindah tapi infrastrukturnya belum dibangun" ujar Kurtubi, di Jakarta, Senin (29/12).

Menurutnya, Kebutuhan terhadap elpiji seusai kebijakan konversi makin tinggi seiring pengurangan minyak tanah. Kurtubi meramalkan kekurangan elpiji akan terus terjadi selama Pemerintah belum juga membangun infrastruktur memadai yang mendukung konversi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×