CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.229   -79,56   -1,09%
  • KOMPAS100 1.105   -12,73   -1,14%
  • LQ45 878   -8,78   -0,99%
  • ISSI 219   -2,59   -1,17%
  • IDX30 449   -4,86   -1,07%
  • IDXHIDIV20 540   -6,27   -1,15%
  • IDX80 127   -1,57   -1,23%
  • IDXV30 135   -1,93   -1,41%
  • IDXQ30 150   -1,60   -1,06%

Hingga 2018, PLN Butuh US$ 60 Miliar


Selasa, 11 November 2008 / 16:13 WIB


Reporter: Badrut Tamam |

JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengadakan rapat koordinasi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Rapat yang berlangsung hari ini membahas tentang kebutuhan PLN hingga sepuluh tahun mendatang atau Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Direktur Utama PLN Fahmi Mohtar mengatakan, kebutuhan biaya untuk PLN selama sepuluh tahun ke depan sebesar US$ 60 miliar. "Jadi per tahun membutuhkan dana US$ 6 miliar. Dan perhitungan itu mulai tahun 2009," tandas Fahmi, Selasa (11/11).

Fahmi menambahkan, dana itu akan digunakan untuk seluruh pembiayaan PLN. Misalkan, penambahan kebutuhan PLN hingga sepuluh tahun ke depan membutuhkan 57 ribu MG, jaringan transmisi sepanjang 38 ribu kilometer.

Selain itu, Fahmi merinci kebutuhan bahan bakar PLN pada 2018 mendatang terdiri dari batu bara 63%, BBM 2%, gas alam 15%,  LNG 2%, Hydro 6%, dan geothermal sebesar 12%. "Itu proyeksi kebutuhan bahan bakar PLN," tandas Fahmi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×