CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Hatta: Pemerintah manfaatkan kunjungan kepala negara


Senin, 08 November 2010 / 18:45 WIB
ILUSTRASI. Pakuwon Jati (PWON)


Reporter: Martina Prianti | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Tiga hari ke depan, pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II bakal disibukkan dengan menerima dua kepala negara sekaligus sebagai kunjungan kerjasama bilateral.

Dua kepala negara yang dijadwalkan berkunjung ke tanah air itu adalah Presiden Amerika Serikat Barrack Obama pada tanggal 9-10 November 2010. Kemudian, Presiden Austria Heinz Fischer yang dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, 9-11 November 2010,

Terkait kunjungan kerja ini, Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Perekonomian mengatakan, pemerintah akan memanfaatkan sebaik-baiknya kunjungan kenegaraan ke Indonesia. Dia menjelaskan, kunjungan kenegaraan bakal dimulai lebih dulu dengan kedatangan Presiden Australia.

Hatta menjelaskan, kunjungan orang nomor satu dari negeri Kanguru itu akan diisi dengan pembahasan kerjasama bilateral dan penandatanganan nota kesepahaman atau MoU. "Ada 13 usulan proyek dan akan dipaparkan satu per satu pada pagi itu dengan counterpart pemerintah dan pengusaha kita juga. Kemudian penandatanganan MoU swasta-swasta, lalu penandatanganan dengan PLN untuk energi, satu lagi itu lupa saya salah satu BUMN kita," ucap Hatta usai menerima duta besar Amerika dan Australia di kantornya, Senin (8/11).

Menurut Hatta, kunjungan kepala negara Australia ke Indonesia karena sang presiden menginginkan pengusaha asal negaranya itu mau meningkatkan investasi dan kerjasamanya di Indonesia."Saya kira, ini merupakan peluang besar," lanjutnya.

Sementara itu kunjungan Obama ke Indonesia, kata Hatta, bakal dimanfaatkan pemerintah untuk menggelar pembicaraan bilateral salah satunya soal global climate change. Pemerintah berharap, dari kunjungan bilateral ini dapat diperoleh kesepakatan tentang kerjasama transfer teknologi dari Amerika.

Kerjasama dimaksud antara lain di bidang energi, teknologi terbarukan, efisiensi energi, dan teknologi pertanian. "Tentu ada keinginan yang besar untuk meningkatkan investasi dan perdagangan antar negara. Sekarang ini kan baru sekitar US$ 20 miliar, masih besar sekali ruang untuk meningkatkan perdagangan antar dua negara," kata Hatta.

Pemerintah berharap, lanjut dia, pengusaha asal Amerika tidak hanya bertekun di sektor oil dan gas serta mineral. "Saya mendorong agar Amerika mendirikan perusahaan lokomotif, GE dan Inka yang dulu ada tapi berhenti," ucapnya lagi.

Mengenai kedatangan sosok Obama sendiri ke Indonesia, Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini menilai tidak langsung memberikan dampak bagi Indonesia. "Terlalu dini kalau kita mengatakan kunjungan Obama maka Indonesia akan berpengaruh terhadap sesuatu yang seketika itu. Tapi paling tidak kita harus memanfaatkan dalam pembicaraan bilateral itu. Nanti Presiden itu banyak pembicaraan empat mata," ujar Hatta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×