Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo mengatakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berpotensi untuk membiayai proyek-proyek energi.
Hashim menjelaskan, dalam 10 hingga 15 tahun ke depan kebutuhan akan energi bakal meningkat. Untuk itu, kata dia, Kementerian ESDM dan PT PLN mencanangkan program untuk menghasilkan energi sebesar 103 gigawatt dalam kurun waktu lima tahun.
“103 gigawatt dalam lima tahun, itu berarti 7 gigawatt setahun. Ini luar biasa. Banyak negara di dunia mayoritas tidak punya,” ujarnya dalam acara CNBC Economic Outlook 2025, di Jakarta, Rabu (26/2).
Hashim merinci, 103 gigawatt itu akan didapatkan lewat energi baru terbarukan (renewable energy) sebesar 75 gigawatt, 4,3 gigawatt diharapkan dari energi nuklir yang belakangan telah disampaikan oleh delegasi Rusia kepada Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Menanamkan Dana di Pasar Modal Bisa Jadi Opsi Investasi Danantara
“Kemarin pembicaraan antara delegasi Rusia dan Pak Prabowo dan tim itu juga termasuk nuklir. Kita mau bangun nuklir. Dan Rusia menawarkan salah satu proposal yang paling bagus,” sebutnya.
Berikutnya, kata Hashim, sekitar 20 gigawatt hingga 22 gigawatt akan didapatkan dari gas. Untuk itu, pelaku industri gas bakal didorong mewujudkan hal tersebut seperti BP, Exxon, Inpex dari Jepang, ENI dari Itali, Mubadala Energy dari UEA.
“Jadi ini beberapa proyek ini mungkin akan dibiayai oleh Danantara. Tapi pemerintah berharap juga investor-investor luar negeri. Jadi kalau bisa Danantara ini menjadi co-investor dengan investor luar negeri,” tandasnya.
Selanjutnya: Prajogo Pangestu Borong 1,5 Juta Saham Barito Renewables, Mengerek harga BREN
Menarik Dibaca: Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2025 Jakarta Barat dan Sekitarnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News