Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Energi hijau menjadi kisah di berbagai negara. Uni Eropa bahkan menggelar konferensi khusus, terkait dukungan transisi energi di Indonesia.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Denis Chaibi menyebutkan, para pemimpin Uni Eropa ingin melakukan transisi hijau secara lebih cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan ancaman terhadap ketahanan energi. "Di samping itu, transisi energi di Eropa telah terbukti menjadi salah satu sumber lapangan kerja terbesar di masa depan," klaim Chaibi, dalam keterangannya, Kamis (26/10).
Menurutnya, Uni Eropa tidak dapat bekerja sendiri. Negara-negara Eropa melalui Team Europe mengandalkan Global Gateway, sebuah sumber pengumpulan berbagai inisiatif keuangan Uni Eripa, lembaga-lembaga keuangan milik negara anggota dan Bank Investasi Eropa (European Investment Bank) yang mendukung kepentingan bilateral dengan negara mitra. Team Europe memiliki komitmen senilai 2,4 miliar euro untuk kemitraan transisi energi di Indonesia.
Baca Juga: Komisi VII DPR Janjikan UU Energi Baru Terbarukan Selesai Paling Lambat Awal 2024
"Saat ini yang dibutuhkan adalah komitmen politik, ambisi, dan proyek yang tepat. Indonesia diberkati dengan potensi energi terbarukan yang sangat besar. Uni Eropa berharap dapat membawa kemitraan EU-Indonesia ke tingkat berikutnya," kata Chaibi.
Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial menegaskan, Indonesia berkomitmen untuk mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) dan mencapai net zero pada tahun 2050 atau lebih cepat.
"Dalam jangka panjang, terdapat peluang untuk pengembangan fasilitas tenaga surya, panas bumi, tenaga air, nuklir, dan hidrogen hijau, karena pembangkit listrik tenaga batu bara akan dihentikan sepenuhnya pada tahun 2058," kata Ego.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News