kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Harga Pertalite, Solar dan Pertamax Naik, Subsidi BBM Ditambah, Buruh Tolak BBM Naik


Sabtu, 03 September 2022 / 19:13 WIB
Harga Pertalite, Solar dan Pertamax Naik, Subsidi BBM Ditambah, Buruh Tolak BBM Naik
ILUSTRASI. Pengendara motor mengantri untuk mengisi bahan bakar minyak di SPBU HR. Rasuna Said, Jakarta, Rabu (31/8/2022). Pemerintah memutuskan menaikkan harga BBM bersubsidi Solar dan Pertalite. Harga BBM non subsidi Pertamax juga dinaikkan.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Bidara Pink, Ratih Waseso, Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Solar dan Pertalite akhirnya benar-benar naik. Harga BBM non subsidi Pertamax juga dinaikkan. Kenaikan harga BBM tersebut berlaku mulai Sabtu ini (3/9) pukul 14.30 WIB.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kemudian harga BBM Solar subsidi naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter. Sedangkan harga Pertamax nonsubsidi naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Pasca kenaikan harga BBM Pertalite dan Solar serta Pertamax, berikut rincian harga BBM Pertamina September 2022:

- Harga Biosolar Rp 6.800 per liter

- Harga Pertalite Rp 10.000 per liter

- Harga Pertamax Rp 14.500 per liter hingga Rp 15.200

- Harga Pertamax Turbo Rp 15.900 per liter hingga Rp 16.250 per liter

- Harga Pertamina Dex Rp 17.400 per liter hingga Rp 18.100 per liter

- Harga Dexlite Rp 17.100 per liter hingga Rp 17.800 per liter

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah telah berupaya sekuat tenaga untuk mendukung rakyat dari gejolak harga minyak dunia.

"Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN," ungkap Jokowi.

Baca Juga: Harga BBM Naik! Pertalite Rp 10.000 Solar Rp 6.800 dan Pertamax 14.500 per liter

Namun, keinginan tersebut tak dapat dilanjutkan. Sebab, anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat terus.

Hal lainnya adalah lebih dari 70% subsidi justru dinikmati oleh golongan masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil pribadi.

"Mestinya uang negara harus di prioritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu dan saat ini Pemerintah harus membuat keputusan dalam situasi yang sulit pemerintah yaitu mengalihkan subsidi BBM," tegas Jokowi.

Maka pemerintah memutuskan harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian.

Dan sebagian subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran diantaranya bantuan langsung tunai (BLT) BBM sebesar Rp 12,4 triliun kepada 20,65 juta keluarga yang kurang mampu, sebesar Rp 150.000 per bulan dan mulai diberikan bulan September selama 4 bulan.

Pemerintah juga menyiapkan anggaran sebesar Rp 9,6 triliun untuk 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp 3,5 juta rupiah per bulan dalam bentuk bantuan subsidi upah yang diberikan sebesar Rp 600.000.

"Saya juga telah memerintahkan kepada pemerintah daerah untuk menggunakan 2% dana transfer umum sebesar Rp 2,17 triliun untuk bantuan angkutan umum bantuan ojek online dan bantuan untuk nelayan," imbuh Jokowi.

Ia menegaskan, pemerintah berkomitmen agar penggunaan subsidi yang merupakan uang rakyat, harus tepat sasaran. Dimana subsidi harus lebih menguntungkan masyarakat yang kurang mampu.

Baca Juga: Bersiap, Kenaikan Harga BBM Subsidi Segera Diputuskan Presiden Jokowi



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×