kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga pembelian beras belum diteken Presiden


Jumat, 03 Februari 2012 / 15:08 WIB
Harga pembelian beras belum diteken Presiden
ILUSTRASI. Ada insentif pajak PPnBM mobil 0 persen, saham-saham ini untung. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Rika Panda | Editor: Test Test


JAKARTA. Kurang dari sebulan memasuki panen raya, harga pembelian pemerintah (HPP) beras dan gabah tak kunjung diumumkan karena draf HPP masih di meja Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk mendapatkan pengesahan. Sebelumnya pemerintah berjanji HPP baru akan diumumkan awal Februari setelah mendapatkan pengesahan dari Presiden.

“Terakhir, Instruksi Presiden (Inpres) sudah ada di presiden. Ini diusulkan setelah didiskusikan lagi dengan Kementerian Keuangan dan jajaran lain yang berkepentingan,” kata Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Rusman Heryawan, usai Rapat Koordinasi Tumpang Tindih Lahan Perizinan dan Perburuhan, di kantor Kementerian Perekonomian, Jumat (3/2).

Rusman masih tidak mau menyebutkan secara pasti besaran kenaikan HPP yang diusulkan dalam draf Inpres tersebut dibandingkan HPP yang berlaku saat ini.

Seperti diketahui sebelumnya, Kementerian Pertanian, Badan Urusan Logistik (Bulog), Kementerian Perdagangan yang telah melakukan kajian bersama telah sepakat mengusulkan menaikkan harga HPP sebesar 27%-28%. Kenaikan angka HPP ini sudah terbilang cukup tinggi.

Namun, ketika ditanya apakah besarannya masih 27%-28%, Rusman langsung membantahnya. Bahkan mengatakan bahwa angka besaran kenaikan HPP yang diusulkan dalam draf Inpres kepada presiden tidak mencapai angka tersebut. “Mungkin dari yang kami usulkan ke Menko, tidak seperti itu ya. Turun sedikit,” ujarnya.

Walau harga beras yang dibeli Bulog saat ini sekitar Rp 6.500 per kilogram atau sekitar 30% di atas harga HPP beras dan gabah yang berlaku saat ini, Rusman menegaskan hal itu tidak bisa menjadi satu-satunya patokan kenaikan HPP baru. “Itu kan kalau sekarang karena memang (harga) terpantau tinggi. Masak kami ambil yang paling tinggi. Jadi bisalah kenaikan harga HPP beras dan gabah baru di bawah 27%-28%,” imbuhnya.

Saat didesak apakah kenaikan HPP sebesar 25%-26% dari HPP tahun 2009, Rusman langsung berkelit. Tetapi Rusman menegaskan bahwa HPP baru ini tidak akan keluar saat terjadi panen raya akhir. “Kami harus menghargai Inpresnya, kan belum keluar. Barangkali minggu depan,” katanya.

Sementara, Menteri Pertanian, Suswono sebelumnya menjamin harga pembelian pemerintah (HPP) untuk beras dan gabah bakal menguntungkan petani. Meski tetap enggan menuturkan berapa kenaikan HPP.

Ia menegaskan pemerintah telah melakukan penyesuaian dengan mematok HPP baru. “Saya tidak enak kalau menyebut angkanya sekarang. Tapi pokoknya petani relatif diuntungkan,” tegasnya.

Suswono mengaku sudah menandatangani peraturan yang baru tentang HPP pada minggu lalu dan kini tinggal menunggu tanda tangan Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×