Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat
Menurut Suhanto, BPS mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami defisit 0,32% di Mei, salah satunya disumbang dari gula 0,01%. Padahal di Maret-April, gula masih memiliki inflasi masing-masing 0,02%.
Meski sudah mengalami penurunan, Suhanto mengatakan, Kemendag masih akan mempercepat penamabahan pasokan gula bagi konsumen, yakni melalui pasar rakyat atau ritel modern.
"Kami juga telah menginstruksikan produsen atau distributor dan Dinas Perdagangan untuk mempercepat pendistribusian gula melalui operasi pasar di seluruh Indonesia, dan meminta produsen untuk melakukan pendistribusian gula melalui distributor atau ritel modern di seluruh daerah di Indonesia," kata Suhanto.
Dia juga mengatakan, Kemendag akan meminta BUMN yang mendapat penugasan ntuk mendistribusikan ke wilayah Indoensia Timur yang harga gulanya relatif masih tinggi.
Adapun untuk komoditas pangan lain, berdasarkan pemantauan hingga Kamis (18/6), harga rata-rata nasional barang kebutuhan pokok masih relatif stabil dibandingkan Bulan lalu. Beberapa komoditas rersebut seperti beras premium, tepung terigu, migor kemasan, kedelai, daging sapi dan cabe merah keriting. Bahkan beberapa bahan pangan mengalami penurunan seperti beras medium, minyak goreng curah, cabe merah besar, dan bawang putih.
"Namun ada beberapa komoditas yang masih mengalami kenaikan dibanding bulan sebelumnya seperti daging ayam ras dan telur ayam ras," kata Suhanto.
Baca Juga: Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News